Nasihat Terakhir Retnoningtri kepada Anaknya Sebelum Tewas Tertabrak

11 Juli 2019 17:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Retnoningtri, korban tabrak lari di Flyover Manahan, Solo, Senin (1/7). Foto: Instagram/@harrysetiawanj
zoom-in-whitePerbesar
Retnoningtri, korban tabrak lari di Flyover Manahan, Solo, Senin (1/7). Foto: Instagram/@harrysetiawanj
ADVERTISEMENT
Harry Setiawan merasa mangkel. Bisa-bisanya, pengendara mobil sedan putih yang menabrak ibunya, Retnoningtri (54), di flyover Manahan, Solo (1/7), kabur. Padahal, tabrakan itu menjadi sebab ibunya kini tiada.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah rekaman CCTV yang viral di media sosial, Retnoningtri tampak sedang belok mengendarai motor dari arah Manahan. Tak disangka, mobil dari arah berlawanan melaju kencang menabraknya.
Bukannya menolong, pengendara mobil itu langsung tancap gas, meninggalkan ibu Harry kesakitan sendirian. Saat itu Retnoningtri masih sadar. Ia sempat memberitahu Satpol PP yang menolongnya untuk menghubungi Harry.
"Kakinya kan patah enam bagian ya. Paha itu patah akhirnya menimbulkan pendarahan yang parah. Terus tempurung (lutut) itu pecah, pergelangan kaki itu juga patah empat bagian, di rahang kanan itu juga patah," cerita Harry pada kumparan soal keadaan ibunya ketika sudah terkapar di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo.
Retnoningtri kemudian dirawat selama sekitar 19 jam di rumah sakit, dari pukul 03.00 hingga 22.00 WIB. Namun pendarahan hebat membuat aliran darah ke kaki dan ke otak ibu Harry itu tak ada.
ADVERTISEMENT
Mendapat perawatan, sang ibu pun terlelap. Harry terus menunggu di sampingnya. Sekitar pukul 21.30 Harry ke luar ruangan untuk suatu urusan.
"Ibu saya tidur, saya tinggal ke luar ternyata saya balik lagi setengah jam kemudian ibu saya sudah kejang-kejang sama napasnya tersengal-sengal," kenang Harry yang kemudian menjelaskan bahwa ibunya telah menghadap tuhan.
Harry Setiawan, anak pertama korban tabrak lari di Flyover Manahan, Solo, Senin (1/7). Foto: Instagram/@harrysetiawanj
Pria yang bekerja di sebuah perusahaan percetakan di Kudus itu tak kuasa membendung perasaan sedih. Ibunya kini meninggalkan dirinya, seorang adik, dan ayahnya.
Sebelum wafat, saat masih tersadar di rumah sakit sang ibu sempat berpesan, "Intinya titip adik saya, adik saya dijaga. Adik saya sudah kelas 3 SMP dituntun supaya bisa masuk SMA yang baik, sama dituntun masuk kuliah yang baik. Sama kerja yang baik aja di luar kota, jaga baik-baik kesehatan."
ADVERTISEMENT
Pesan itu yang jadi nasihat terakhir Retnoningtri bagi anak sulungnya. Harry dan keluarganya kini telah ikhlas dengan kepergiannya. Terkait pelaku penabrakan ibunya, Harry cuma minta satu hal.
"Saya sama ayah kami sudah ikhlas, kami sudah tahu Ibu sudah di surga bersama Tuhan tapi kami tetap meminta itikad baik," terang Harry. "Kita cuma minta datang ke rumah, mengucapkan turut berduka cita, minta maaf itu sudah lebih dari cukup."
Soal hukuman yang menanti pelaku tabrak lari, menurut Harry, itu urusan lain. Ia menyerahkan urusan tersebut ke pihak berwajib.
"Itu mungkin kalau dari segi hukum saya serahkan ke polisi saja sih. Kalau dari keluarga saya mintanya cuma (permintaan maaf) itu saja," tutupnya.
ADVERTISEMENT