Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Negara Tetangga Tolak Hasil Pemilu Venezuela yang Dimenangkan Presiden Maduro
29 Juli 2024 14:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kemenangan petahana Presiden Nicolas Maduro (61 tahun) pada pilpres Venezuela yang digelar 28 Juli ditolak negara-negara tetangga. Maduro dinyatakan sebagai pemenang pilpres setelah mendapat 51,2 persen suara. Maduro yang menang pemilu untuk ketiga kalinya ini akan memerintah 6 tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Pada Senin (29/7) dini hari, otoritas pemilu Venezuela menyatakan Maduro berhasil memenangkan pilpres sebanyak tiga kali berturut-turut. Otoritas pemilu Venezuela diisi loyalis Maduro.
Hasil pemilu Venezuela dikecam oleh kubu oposisi yang diumumkan komisi pemilu mendapat 44,2 persen suara. Menurut mereka, capres dari kubu oposisi, Edmundo Gonzales, berhasil mendapat 70 persen suara.
Kubu Gonzales juga menegaskan, beberapa lembaga survei memperlihatkan bahwa Gonzales berhasil mengalahkan Maduro.
"Saya ingin mengatakan kepada Venezuela dan dunia bahwa mereka punya presiden terpilih yang baru dan itu adalah Edmundo Gonzales Urrutia," ucap pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado, seperti dikutip dari AFP.
Hasil pemilu Venezuela ternyata membuat sejumlah negara tetangganya di Benua Amerika meradang. Mereka tak percaya Maduro kembali menang untuk ketiga kalinya.
ADVERTISEMENT
Presiden Kosta Rika Rodrigo Chaves menecam hasil resmi pemilu Venezuela. Dia menyebut pemilu Venezuela sarat kecurangan.
Presiden Chile Gabriel Boric bereaksi keras terhadap pemilu Venezuela. Ia berharap Maduro paham bahwa telah kalah dan otoritas pemilu wajib transparan.
"Dari Chile kami tidak mengakui hasil yang tidak terverifikasi," kata Boric.
Presiden Guatemala Bernando Arevelo mengatakan, rakyat Venezuela penting untuk menerima transparansi pemilu. Tanpa ragu dirinya menyebut hasil yang diumumkan penuh keraguan.
Pemerintah Peru mengambil tindakan tegas. Mereka memanggil pulang dubesnya dari Venezuela usai Maduro dinyatakan sebagai pemenang.
Menlu AS Antony Blinken menyampaikan keprihatinannya terhadap hasil pilpres Venezuela. Menurut Blinken pengumuman hasil sama sekali tak mencerminkan keinginan rakyat.