Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Negosiasi Pilkada Alot, Ada Isu Airlangga Mundur dari Ketua Umum Partai Golkar
11 Agustus 2024 11:38 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menjelang pendaftaran calon-calon untuk maju di Pilkada 27 Agustus mendatang, situasi politik makin dinamis. Bahkan, situasi politik nasional. Dinamika politik ini bisa berimbas pada pimpinan partai politik.
ADVERTISEMENT
Dinamika terbaru, ‘dijegalnya’ Anies Baswedan untuk mendapatkan tiket Pilkada Jakarta. Anies yang awalnya mendapat sinyal dukungan 3 partai politik, yaitu Nasdem, PKS, dan PKB, ternyata lambat laun sinyal lemah dan menghilang.
PKS yang diyakini akan tetap mengusung Anies, akhirnya memberi sinyal kuat akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Dampak dari ini, di Pilkada Jakarta, PKS akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus mendukung Ridwan Kamil.
Sinyal keputusan PKS ini berbanding terbalik dengan keinginan massa dan simpatisan PKS di Jakarta yang tetap mendukung Anies. Dalam mendukung Ridwan Kamil, PKS diberi jatah wakil gubernur. Nama yang sudah disepakati koalisi adalah Suswono, Menteri Pertanian era SBY.
Nasdem dan PKB juga memberi sinyal lebih dulu untuk bergabung dengan Pemerintahan Prabowo-Gibran. Bahkan untuk PKB, bila tetap mendukung Anies di Jakarta, Muhaimin Iskandar akan terdongkel dari kursi ketua umum, yang telah dia duduki bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
Isu akan terdongkelnya Muhaimin alias Cak Imin tak terlepas dari upaya PBNU yang mempersoalkan Cak Imin dalam mengelola PKB. Mantan-mantan politisi PKB yang dulu dekat dengan Cak Imin, seperti Lukman Edy dan Effendy Choirie alias Gus Choi, sudah memberi kesaksian tentang ‘dosa-dosa Cak Imin’ selama ini.
“Tapi kursi Cak Imin sudah aman. Pertemuan Cak Imin dengan Ketua Umum Gerindra yang juga presiden terpilih, Prabowo Subianto, memastikan Cak Imin aman,” kata sumber itu.
Isu terdongkelnya ketua umum partai politik dampak dari negosiasi-negosiasi Pilkada, ternyata juga terjadi parpol lain. Isu mundurnya seorang ketua umum partai politik di akhir pekan ini juga sangat mengejutkan.
Siapa ketua umum parpol yang diisukan mundur? Belum terang benar. Namun, nama ketua umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang sangat santer disebut. Bahkan, ada kabar Airlangga sudah meneken surat pengunduran diri dini hari tadi, Minggu (11/8/2024).
ADVERTISEMENT
Apakah Airlangga benar-benar akan mundur? Semua akan terang hari ini atau awal pekan ini. Yang jelas, bila ketua umum parpol itu mundur, itu menjadi bukti bahwa tekanan-tekanan dalam negosiasi Pilkada ini lebih dahsyat dibanding Pilpres lalu.
Dalam Pilkada, koalisi KIM bertekad akan selalu bersama dalam Pilkada, baik pemilihan gubernur maupun pemilihan bupati/wali kota. Namun, untuk merealisasikan tekad itu, tidaklah mudah seperti membalikkan tangan. Perlu negosiasi-negosiasi tingkat dewa.
Sejumlah Pemilihan Gubernur yang selama ini menjadi negosiasi alot di antara KIM, sudah terlihat. Antara lain, Pilkada Sumut yang sudah pasti mengusung menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution, Pilkada Jawa Barat yang mengusung Dedi Mulyadi, Pilkada Banten yang mengusung Andra Sony, Pilkada Jakarta yang mengusung Ridwan Kamil, dan Pilkada Jawa Tengah yang akan mengusung Ahmad Luthfi.
Pilkada Jawa Barat, Pilkada Jakarta, dan Pilkada Banten, yang paling menarik. Sebab, para tokoh yang memiliki survei tinggi di tiga provinsi itu tidak dipilih KIM.
ADVERTISEMENT
Ridwan Kamil yang merupakan mantan Gubernur Jabar yang memiliki elektabilitas paling tinggi di Jawa Barat digeser ke Jakarta. Ridwan Kamil adalah ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Jawa Barat.
Airin Rachmi Diany yang memiliki elektabilitas paling tinggi di Banten tidak dipilih Gerindra cs. Hingga sekarang belum diketahui nasibnya apakah bisa mendapatkan tiket calon gubernur Banten atau tidak. Padahal Airin adalah ketua TKD Prabowo-Gibran Banten.
Sementara Anies Baswedan yang memiliki elektabilitas paling tinggi di Jakarta tidak bisa mendapatkan tiket. Anies yang memberikan efek signifikan pada perolehan suara PKS, Nasdem, dan PKB, dalam Pemilu lalu, akhirnya ditinggalkan mereka dalam Pilkada Jakarta.