Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Nenek Wahyuni, Pendaki 67 Tahun asal Pekalongan yang Sudah Taklukkan 8 Gunung
23 April 2021 14:57 WIB

ADVERTISEMENT
Usia tak menghalangi tinggi gunung untuk didaki. Itulah gambaran seorang nenek bernama Wahyuni, pendaki asal Pekalongan yang berusia 67 tahun dan memiliki 16 cucu dan 5 cicit.
ADVERTISEMENT
Ia mulai mendaki pada 2012. Salah satunya adalah naik ke Gunung Rinjani. Bukan tanpa sebab, ia mendaki tempat itu untuk membalas rasa rindu kepada anak kelimanya yang telah meninggal.
"Karena anak yang telah meninggal adalah orang yang paling sering melakukan pendakian dan yang mengajari keluarga tentang menjaga lingkungan," ujar wanita yang akrab disapa Yuni, Jumat (23/4).
Ia mengatakan, almarhum anaknya itu mempunyai cita-cita untuk naik Rinjani. Tapi nasib berkata lain. Hingga akhirnya, ia menebus keinginan anaknya itu.
"Saat sampai puncak ibu langsung bersujud dan mengucapkan jika ini cita-citamu Nak, ibu telah menyelesaikan keinginanmu sambil memanggil nama almarhum sambil meneteskan air mata," kenang Yuni.
Meski begitu, kecintaan Yuni dengan gunung sudah tumbuh ketika kerap menemani suaminya yang berkecimpung di Palang Merah Indonesia (PMI). Banyak kegiatan sosial dan alam yang dilakukan olehnya.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, sudah ada delapan gunung yang Yuni taklukkan. Yakni, Gunung Slamet, Gunung Prau, Gunung Sumbing, Gunung Ungaran, Gunung Kendalisodo, Gunung Rinjani, Gunung Latimojong, dan Gunung Lawu.
"Yang paling berkesan pada saat ibu naik ke Rinjani dan Latimojong karena mendaki gunung dengan ketinggian di atas 3000 mdpl dan sedang badai," tambahnya.
Dalam kesehariannya, ibu yang melahirkan sembilan anak itu, tak jauh berbeda dengan ibu-ibu lainnya. Ia juga aktif mengikuti pengajian serta meluangkan waktu dengan anak dan cucunya.
"Sampai saat ini masih berdagang nasi dan ibu sering menabung sendiri dari hasil jualan untuk di gunakan mendaki gunung dan kebutuhan keluarga," paparnya.
Pihak keluarga pun sangat mendukung pilihan Yuni. Bahkan, mereka bisa melakukan pendakian ramai-ramai dari anggota keluarga yang berusia satu tahun.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, kunci utama dalam menjaga kesehatan adalah berjalan usai salat subuh. Selain itu, ia juga kerap minum jamu tradisional.
"Lebih banyak memakan makanan yang sedikit sekali mengandung kimia ( ikan laut ) dan mengkonsumsi jamu-jamuan tradisional," ujarnya.
Kini, Yuni tinggal bersama dengan suami dan kedua anaknya, di Pekalongan. "Karena yang lain sudah berkeluarga dan tinggal di rumah masing-masing," pungkasnya.