news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Novel Baswedan: Ada Informasi, Pejabat Kepolisian Terlibat Kasus Saya

14 Juni 2017 11:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Novel Baswedan dirujuk ke RS Jakarta Eye Center. (Foto: Antara/Aprillio Akbar)
zoom-in-whitePerbesar
Novel Baswedan dirujuk ke RS Jakarta Eye Center. (Foto: Antara/Aprillio Akbar)
ADVERTISEMENT
Novel Baswedan sudah 58 hari berada di Singapura untuk menjalani pengobatan mata kirinya yang disiram air keras. Dari ruang perawatan, Novel bercerita beberapa hal terkait kasusnya, termasuk soal dugaan sosok di belakang peristiwa ini.
ADVERTISEMENT
Dalam wawancara eksklusif TIME pada 10 Juni 2017, Novel membeberkan beberapa hal. Saat itu, Novel yang terbaring di ranjang perawatan, ditemani ibunya.
Novel yang sudah lama bergelut sebagai penyidik, baik saat masih bergabung dengan Polri maupun setelah di KPK, dibuat sangat heran. Polisi hingga saat ini tidak sanggup mengungkap pelaku penyiraman air keras kepadanya. Padahal kejadian itu sudah berlangsung 2 bulan yang lalu.
Penyidik senior KPK itu lalu bercerita, dia pernah mendapat informasi bahwa ada jenderal polisi yang cukup berpengaruh di Mabes Polri terlibat kasusnya. Awalnya Novel tidak percaya informasi itu.
“Awalnya saya mendapat informasi, ada seorang jenderal polisi yang terlibat. Awalnya saya tidak percaya informasi itu. Namun, setelah dua bulan kasus ini tidak terselesaikan, saya merasa informasi itu ada benarnya,” kata Novel seperti yang diterjemahkan kumparan dari Time.
ADVERTISEMENT
Novel bercerita, kejadian penyiraman air keras adalah ancaman keenam yang pernah diterimanya sejak bekerja menjadi penyidik KPK. Namun Novel menegaskan, dia tidak akan takut.
kumparan sudah mencoba mengkonfirmasi hal ini kepada Mabes Polri. Namun, hingga berita ini dibuat belum ada jawaban dari Mabes Polri.
Saat wawancara dilakukan, ibu Novel, Fatma sedang menemani anaknya. Fatma mendukung penuh apa yang dilakukan anaknya. Menurutnya, pilhan hidup Novel untuk berjuang memberantas korupsi sudah benar. Namun, saat kejadian seperti sekarang ini terjadi, sebagai seorang ibu, hati Fatma hancur.
“Apa yang telah dilakukannya untuk melawan korupsi sudah benar. Namun, saat kejadian seperti ini terjadi, apa yang harus dilakukan? Dia punya anak, bagaimana masa depan mereka?” ujar Fatma.
ADVERTISEMENT
Penyerangan terhadap Novel terjadi pada 11 April 2017, sekitar pukul 05.00 WIB. Ketika itu, Novel sedang berjalan kaki pulang ke rumah setelah salat subuh berjemaah di Masjid Jami' Al-Ihsan, yang lokasinya berjarak sekitar 50 meter dari rumahnya.
Novel mendengar suara motor memelan, di sebelah kanannya. "Novel sempat mengira pengemudi motor itu ingin menyapa, makanya ia menoleh ke kanan," kata Taufik Baswedan, adik Novel, saat menceritakan peristiwa itu kepada kumparan (kumparan.com).
Novel melihat dua orang naik motor berboncengan. Dalam sekejap, salah satunya melemparkan cairan di dalam cangkir berwarna hijau.
Saat melihat gelagat pelaku hendak melakukan sesuatu, Novel sebetulnya sempat menghindar, tapi ia tetap kena cairan itu. Gerakan menghindar itu membuat sendalnya terlepas.
ADVERTISEMENT
Seketika setelah disiram, Novel melepas gamisnya. Novel kemudian berlari, namun sempat menabrak pohon nangka sehingga di wajahnya ada bekas luka. Dia berteriak minta tolong. Ketika ini terjadi, dua pelaku itu sudah tak terlihat.
Novel kembali ke area masjid dan langsung menuju tempat wudhu. Ia membasuh mukanya. Novel terus-menerus berteriak meminta tolong.
Saksi yang juga jemaah masjid, Hasan dan H Priyono, membawa Novel ke Rumah Sakit Mitra Kelapa Gading. Sehari setelahnya, Novel diterbangkan ke Singapura. Hingga hari ini, Novel masih berada di Singapura.
Kronologi penyiraman air keras Novel Baswedan (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kronologi penyiraman air keras Novel Baswedan (Foto: Bagus Permadi/kumparan)