Obat Herbal untuk Asam Urat

14 Juli 2020 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof Dyah Iswantini, Dosen IPB University yang temukan obat herbal penurun asam urat. Foto: Dok. IPB
zoom-in-whitePerbesar
Prof Dyah Iswantini, Dosen IPB University yang temukan obat herbal penurun asam urat. Foto: Dok. IPB
ADVERTISEMENT
Obat herbal untuk asam urat temuan peneliti dan dosen IPB ini bisa dicoba. Obat herbal itu terdiri atas sidaguri, seledri, dan tempuyung.
ADVERTISEMENT
Dalam siara pers IPB University, Selasa (14/7), bahan-bahan tersebut yakni sidaguri, seledri dan tempuyung dapat digunakan sebagai formula obat herbal anti gout atau penurun asam urat dengan mekanisme inhibisi terhadap enzim xantin oksidase (XO).
Enzim ini merupakan enzim yang dapat mengkatalisis oksidasi xantin menjadi asam urat.
Penemuan ekstrak terstandar anti gout sebagai bahan fitofarmaka dicapai melalui serangkaian penelitian dari hulu sampai hilir yang dilakukan peneliti mulai tahun 2003 sampai 2011.
Peneliti IPB University dari Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Prof Dyah Iswantini mengatakan, telah ditemukan formula ekstrak terstandar yang mempunyai khasiat sebagai anti gout yaitu mampu menurunkan kadar asam urat dan anti inflamasi atau anti peradangan.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian ini sudah dipatenkan dan saat ini sudah dinyatakan granted dengan nomor: ID P 0025311 (tahun 2010).
lutut anak Foto: Shutterstock
Sebagian dari hasil penelitian itu sudah dikomersialkan yaitu: Nuric. Penemuan formula anti gout telah mendapat penghargaan dari Kementerian Riset dan Teknologi RI bekerjasama dengan Business Innovation Center (BIC) sebagai salah satu dari 100 Inovasi Paling Prospektif Indonesia pada tahun 2008.
Penelitian Prof Dyah itu juga telah memperoleh penghargaan Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa dari Pemerintah Indonesia tahun 2009, memperoleh Anugerah IPTEK Widyasilpawijana Duta IPTEK dari Menteri Riset dan Teknologi RI tahun 2011, serta menjadi salah satu “Best Research” dari Ristek Kalbe Science Awards 2012.
"Berdasarkan analisis finansial menunjukkan bahwa produk anti gout ini sangat berpotensi untuk dikomersialkan," kata Prof Dyah.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, formula yang berpotensi sebagai anti gout yang telah ditemukan pada penelitian sebelumnya mengandung bahan baku seledri dengan komposisi yang tinggi sehingga memungkinkan biaya produksi tinggi.
Hal ini tentu kurang menguntungkan dalam upaya komersialisasi produk. Untuk mengatasi hal ini, perlu dilakukan reformulasi terhadap formula anti gout yang telah ada agar diperoleh formula anti gout baru dengan aktivitas yang tinggi namun biaya produksi yang bersaing.
"Upaya reformulasi ini telah dilakukan, hasil penelitian menunjukkan bahwa telah diperoleh formula baru dengan nilai ekonomi tinggi. Hal ini karena ekstrak penyusun formula terdiri dari ekstrak seledri yang mempunyai porsi yang sangat sedikit dan pelarut yang digunakan adalah air. Khasiat fomula baru ini sangat menjanjikan karena hampir sama dengan allopurinol sebagai kontrol positif. Khasiat ini tidak hanya sebagai penurun asam urat dalam darah tetapi juga berkhasiat sebagai anti inflamasi dan diuretik," jelas Prof Dyah.
ADVERTISEMENT
Produk komersial antigout atau penurun asam urat ini diharapkan diminati oleh masyarakat dengan tujuan agar masyarakat dapat berkontribusi dalam usaha meningkatkan nilai tambah biodiversitas Indonesia.
Produk ini juga diharapkan menjadi sediaan yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya.
Prof Dyah berharap setelah dihasilkan produk komersial anti gout yang terdiri dari ekstrak pegagan, kumis kucing dan tempuyung nanti maka penderita gout atau asam urat di Indonesia dapat mengkonsumsi obat herbal Indonesia anti gout ini.
Hal ini merupakan partisipasi masyarakat Indonesia dalam mensukseskan program pemerintah yaitu Saintifikasi Jamu (pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan) yang telah dicanangkan sejak 2010 yang fokus penyakitnya adalah: Hipertensi, hyperuricemia (kandungan asam urat dalam darah tinggi), hiperglikemia (kandungan gula darah tinggi) dan hiperkolesteromia (kandungan kolesterol tinggi dalam darah).
ADVERTISEMENT
Diharapkan juga, dengan membiasakan diri mengkonsumsi obat herbal yang berbasis tanaman obat asli Indonesia dapat meningkatkan posisi tawar Indonesia sebagai penghasil obat herbal di dunia dan meningkatkan nilai tambah tanaman obat Indonesia menjadi produk yang lebih bermanfaat bagi kesehatan manusia.