Oklahoma Sahkan RUU Larangan Aborsi Terketat di Amerika Serikat

20 Mei 2022 16:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Oklahoma Kevin Stitt. Foto: Saul Loeb/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Oklahoma Kevin Stitt. Foto: Saul Loeb/AFP
ADVERTISEMENT
Badan legislatif negara bagian Oklahoma Amerika Serikat (AS) mengeluarkan rancangan undang-undang yang akan melarang hampir semua bentuk praktik aborsi, pada Kamis (19/5/2022). RUU ini berpotensi menjadi larangan aborsi paling ketat di seluruh Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Jika ditandatangani oleh Gubernur Republik Kevin Stitt undang-undang ini akan segera berlaku di seluruh Oklahoma. Stitt sebelumnya berjanji untuk menjadikan Oklahoma sebagai negara bagian yang paling anti-aborsi di negara itu.
"Tidak ada yang lebih mulia atau lebih kritis daripada pembelaan terhadap kehidupan yang tidak bersalah dan belum lahir," kata anggota DPRD Oklahoma Jim Olsen, setelah RUU itu setujui dengan perolehan suara 73-16.
Di bawah undang-undang tersebut, aborsi hanya diperbolehkan untuk menyelamatkan nyawa wanita hamil dalam keadaan darurat medis. Selain itu, aborsi kehamilan hasil tindak inses ataupun pemerkosaan hanya diperbolehkan setelah dilaporkan ke pihak berwenang.
Aksi unjuk rasa tolak Aborsi di Polandia. Foto: Slawomir Kaminski/Agencja Gazeta/via Reuters
Orang yang menjalani aborsi tidak dapat dituntut di bawah peraturan ini. Tetapi, RUU tersebut memberikan kewenangan kepada warga sipil untuk menuntut penyedia aborsi dan siapa saja yang membantu atau bersekongkol untuk melakukan aborsi.
ADVERTISEMENT
RUU Oklahoma ini meniru undang-undang yang mulai berlaku di Texas pada September lalu yang melarang aborsi setelah sekitar enam minggu. Namun, RUU Oklahoma memberlakukan peraturan durasi yang lebih drastis yang melarang aborsi sejak pembuahan.
Demokrat yang kalah jumlah di DPRD Oklahoma sebelumnya memohon kepada rekan-rekan mereka untuk tidak meloloskan RUU itu pada Kamis lalu. Beberapa justru mendesak Oklahoma untuk lebih fokus pada pendanaan layanan keluarga berencana atau pada peningkatan kualitas kehidupan pemuda Oklahoma yang hidup dalam kemiskinan.
Suporter KB dan aktivis Anti Aborsi. Foto: AP/Jim Salter
"Undang-undang seperti ini, di permukaan, mengatakan bahwa kita akan mengakhiri aborsi di negara bagian kita. Cara yang dipilihnya untuk melakukannya adalah hukuman yang spekulatif," kata Perwakilan Negara Bagian Trish Ranson, seorang Demokrat yang menolak RUU tersebut.
ADVERTISEMENT
Seorang Demokrat Oklahoma lainnya, Cyndi Munson mengatakan bahwa banyak perempuan, terutama gadis-gadis muda yang menjadi korban inses, enggan melaporkan tindak pemerkosaan atau inses kepada penegak hukum.
"Bisakah Anda menjelaskan kepada saya mengapa Anda setuju dengan seseorang yang hamil setelah mereka diperkosa atau ada kasus inses? Anda mengerti apa itu inses, kan? Anda baik-baik saja dengan itu?” tanyanya.
"Saya baik-baik saja dengan menjaga kehidupan anak itu. Anak itu bukan bagian dari keputusan itu," kata sponsor anggota partai Republik Wendi Stearman.
RUU tersebut adalah salah satu dari tiga RUU anti-aborsi yang dikirim tahun ini kepada Gubernur Oklahoma Kevin Stitt. RUU lain yang akan mulai berlaku musim panas ini akan menjadikan aborsi sebagai tindak pidana, yang dapat dihukum hingga 10 tahun penjara tanpa mengandung pengecualian untuk kehamilan hasil pemerkosaan atau inses.
ADVERTISEMENT
"Ini bukan latihan untuk apa yang akan datang. Kita hidup di dunia nyata saat ini. Mahkamah Agung akan menyelesaikannya musim panas ini," kata kepala eksekutif Planned Parenthood Great Plains yang beroperasi di Oklahoma Emily Wales.
Oklahoma adalah salah satu negara bagian paling konservatif di Amerika Serikat. Saat ini semua kantor federal Oklahoma, dan semua kecuali satu kantor negara bagiannya, dipegang oleh Partai Republik, yang juga memegang mayoritas di Badan Legislatif negara bagian.
Berdasarkan laporan badan survei Pew, Oklahoma menempati posisi negara bagian paling religius ke 8 di Amerika Serikat. Pew mengkategorikan 71 persen orang dewasa Oklahoma sebagai orang yang sangat religius.
Penulis: Airin Sukono.