Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ortu Mahasiswa Khawatir Dosen SBM ITB Digaji Rp 3 Juta: Ganggu Mutu Pendidikan
21 Maret 2022 20:37 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satu orang tua mahasiswa, Ali Nurdin, mengatakan penghapusan anggaran tersebut mengakibatkan para dosen di SBM tak lagi mempunyai kekhususan sehingga perlakuannya sama dengan fakultas atau sekolah lain di ITB. Hal tersebut dikhawatirkan mengganggu konsentrasi mengajar.
Padahal selama ini orang tua mahasiswa memilih SBM karena adanya aturan kekhususan itu. Kekhususan tersebut yakni berupa adanya otonomi.
"Bagi kami orang tua enggak bisa begitu, kontrak sosial antara orang tua dan ITB adalah kualitas yang sama, termasuk kekhususan bagi dosen SBM ITB untuk fokus mengajar karena kami memasukkan anak kami karena kekhususan tadi dengan kualitas SBM yang sudah mencapai 5 besar dunia," kata Ali ketika Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (21/3).
ADVERTISEMENT
Menurut Ali, aturan dari rektorat ITB mengakibatkan adanya kesulitan dosen dalam pendanaan terutama remunerasi. Ada sejumlah dosen yang hanya menerima gaji pokok Rp 3 juta. Bahkan, ada yang hanya menerima gaji pokok Rp 2,75 juta dan beberapa dosen yang tak berstatus sebagai PNS belum menerima honor.
"Berlakunya aturan baru itu membuat kesulitan di dalam pendanaan, salah satunya berkaitan dengan remunerasi karena beberapa dosen hanya menerima gaji pokok sekitar Rp 3 juta itu untuk Januari Februari dan Maret, bahkan ada ortu kami mendengar Rp 2,75 juta," ujar Ali.
Ali menyebut, pihaknya khawatir kualitas pendidikan bakal menurun. Sebab, ada sejumlah dosen yang mengaku dapat mengambil proyek mengajar di tempat lain sebagaimana dosen di fakultas lain di ITB.
ADVERTISEMENT
"Untuk itu tidak boleh dipertentangkan dengan masalah honorarium, yang akan mengganggu mutu pendidikan. Kami tidak ingin masuk terlalu jauh, tapi kami ingin anak-anak kami mutu kualitasnya sama dengan sebelumnya," pungkasnya.