Ortu Murid yang Katapel Guru hingga Buta di Bengkulu Menyerahkan Diri

6 Agustus 2023 15:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelaku penganiayaan di Bengkulu menyerahkan diri. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pelaku penganiayaan di Bengkulu menyerahkan diri. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus penganiayaan Zaharman (58), seorang guru SMA di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, yang dikatapel orang tua murid hingga buta memasuki babak baru. Pelaku bernama Arpanjaya (45) menyerahkan diri ke polisi pada Sabtu (5/8) malam.
ADVERTISEMENT
Arpanjaya datang ke kantor polisi didampingi oleh istri dan kerabatnya. Usai kejadian penganiayaan itu Arpanjaya diketahui bersembunyi.
"Sebelumnya dia bersembunyi dan sempat menghubungi istri di rumah, terus kami yakinkan agar menyerahkan diri, akhirnya dia mau," ujar kerabat pelaku, John, Minggu (6/8)).
Sementara itu, Wakapolres Rejang Lebong, Kompol Yusiady, mengatakan saat ini pelaku masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
"Arpanjaya menyerahkan diri malam tadi dan saat ini masih diperiksa dan dimintai keterangan soal terlukanya mata guru akibat di katapel," kata Yusiady.
Ilustrasi ketapel. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Penganiayaan ini dipicu saat korban menegur anak pelaku yang kedapatan merokok di sekolah. Selain itu, korban diketahui menendang siswa tersebut.
Atas kejadian itu, pelaku tak terima dan terbakar emosi. Dia pun langsung mendatangi sekolah dan melukai mata Zarahman.
ADVERTISEMENT
"Penganiayaan terjadi karena Arpanjaya tidak terima anaknya dianiaya oleh Zaharman, sehingga membuat dia mengkatapel mata kanan Zaharman," tutupnya.
Terpisah, anak Zarahman, Ilham Mubdi, menyebut ayahnya itu mengalami kebutaan pada mata sebelah kanan secara permanen.
"Kalau mata sebelah kanan sudah dinyatakan tidak bisa melihat lagi karena sudah rusak akibat benturan batu dari katapel," kata Ilham.
Ilham membenarkan bahwa ayahnya menendang siswa anak Arpanjaya di bagian kakinya saja, bukan pada area kepala seperti kabar yang beredar di publik. Menurutnya, tindakan itu terjadi spontan karena ayahnya terkejut melihat siswanya merokok di kantin sekolah.
"Benar ayah saya menendang, tapi bukan area fatal seperti kepala, melainkan hanya kakinya saja. Itu pun spontan kayak terkejut aja lihat anak tersebut di kantin sambil merokok. Bukan menendang membabi buta," jelas Ilham.
ADVERTISEMENT