Ortu Siswa SDN Pondok Cina Tak Tolak Masjid, yang Penting Jelas Relokasi di Mana

10 November 2022 12:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SDN Pondok Cina 1 Depok.  Foto: Annisa Thahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
SDN Pondok Cina 1 Depok. Foto: Annisa Thahira/kumparan
ADVERTISEMENT
Rencana Pemkot Depok membangun Masjid Agung di Jalan Margonda Raya berimbas pada relokasi SDN Pondok Cina 1. Para orang tua murid mengaku tak keberatan sekolah direlokasi untuk pembangunan masjid, tetapi ingin kejelasan terkait kepindahan sekolah.
ADVERTISEMENT
Rencana saat ini, sebanyak 362 siswa di SD tersebut akan di-rebound ke dua sekolah berbeda yakni SDN Pondok Cina 3 dan SDN Pondok Cina 5. Tetapi pemberitahuan resmi, menyeluruh, hingga rencana panjang ke depan belum disampaikan pihak sekolah kepada orang tua.
Infografik Relokasi SDN Pondok Cina 1. Foto: kumparan
Orang tua juga meragukan efektivitas rencana ini. Sebab banyaknya siswa SDN Pondok Cina 1 Depok yang di-rebound, kelas sekolah nantinya harus dibagi kloter pagi dan siang.
"Kita sebenernya enggak tolak alih fungsi pembangunan apa pun, cuma ingin kepastian aja untuk ke depannya, sekolah anak kami di mana? Kalau sekarang dibagi dua kan ketentuan belum tahu kayak apa. Ini yang ingin kami perjelas jangan hanya numpang, ke depannya enggak jelas," kata salah satu orang tua siswa SDN Pondok Cina 1 Depok, Novi, Kamis (10/11).
Suasana SDN Pondok Cina 1 Depok di tengah polemik pembangunan masjid dan trotoar, Kamis (10/11/2022). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
"Dan anak-anak sekolahnya [kalau] tidak jelas dan numpang kurang nyaman. Apalagi, sekolahnya siang, biasa sekolah pagi. Dan lokasi lebih jauh. Sementara rata-rata ortu rumahnya lingkungan sekolah sini," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Novi juga khawatir anaknya akan kesulitan belajar di sekolah baru. Termasuk potensi adanya perundingan atau bullying.
Ia berharap jika harus direlokasi, maka ada bangunan baru untuk 362 siswa SDN Pondok Cina 1 yang ada sekarang.
"Pengin lebih dekat, enggak apa-apa relokasi atau numpang tapi kejelasan di mana. Jangan hanya numpang aja, kita ke depannya enggak tahu seperti apa. SD anak masih kecil, lingkungan daerah sini," jelas dia.
"Yang kita khawatir, takutnya pengaruh ke semangat belajar. Kan ketemu dengan SD baru, ya namanya anak kecil takutnya [dikatain] 'SD-nya numpang nih'. Kalau ada pembangunan [sekolah baru] kan beda lagi," jelasnya.
Siswa Mengaku Kesulitan Belajar tanpa Bimbingan Guru
Suasana SDN Pondok Cina 1 Depok di tengah polemik pembangunan masjid dan trotoar, Kamis (10/11/2022). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
Seiring dengan rencana relokasi, SDN Pondok Cina 1 saat ini menerapkan sistem belajar dari rumah (BDR). Salah satu siswa kelas mengatakan merasa kesulitan dengan sistem ini.
ADVERTISEMENT
Sebab guru tak memberikan penjelasan materi belajar, dan hanya memberikan tugas lewat chat WhatsApp. Tak ada interaksi pemaparan guru kepada murid melalui zoom karena keterbatasan guru dan siswa.
Saat ini, sejumlah relawan dari orang tua, mahasiswa, hingga kader parpol berinisiatif mengajar anak-anak yang datang ke sekolah untuk mengerjakan tugas bersama. Meski BDR, datang ke sekolah diperbolehkan.
"Sistem BDR, tapi belajarnya di sekolah. Guru-gurunya enggak masuk. Gurunya jelasin lewat WA. Dan kita para siswa kerjakan di sekolah dan di rumah. Enggak [ada paparan] cuma dikirim tugas. Lumayan sulit soalnya enggak dijelasin gitu tugasnya," katanya.
Soal relokasi, dia pun berharap bisa satu sekolah dengan teman-temannya saat ini di bangunan baru. Ia juga ingin sekolah tetap dari rumah.
ADVERTISEMENT
"Khawatir karena dipindah gitu dibagi dua, pengennya satu sekolah biar barengan enggak dipisah. Pengennya tetep deket sini," jelas dia.
Harap Relokasi Ditunda, Takut Bullying
Suasana SDN Pondok Cina 1 Depok di tengah polemik pembangunan masjid dan trotoar, Kamis (10/11/2022). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
Di sisi lain, seorang siswa kelas 6 berharap relokasi sekolahnya ditunda. Ia mengaku kesulitan dengan BDR dan takut dirundung di sekolah baru.
"Kalau pindah kita harus penyesuaian, takutnya nilai bisa berkurang gitu. Kan juga sekarang BDR, jadi kadang malas. Sekarang kita pindahnya (kemungkinan) ke SDN Pondok Cina 5, kita sudah kayak dikata-katain gitu sama anak Pondok Cina 5," katanya.
"Itu kan bullying kita risih. Kata guru-guru (dipindah) Senin. Teman saya sudah ada yang dikatain karena tetangga (siswa Pondok Cina 5). Pengennya sekarang jangan digusur dulu sampai satu tahun lagi, biar bisa fokus belajar kan banyak ujian. Semoga enggak jadi digusur," imbuhnya.
ADVERTISEMENT