Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Otto Warmbier, Mahasiswa yang Sempat Ditahan Korut Meninggal Dunia
20 Juni 2017 6:54 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Otto Warmbier akhirnya meninggal dunia. Mahasiswa asal Amerika Serikat yang dilepas oleh pemerintah Korea Utara dalam keadaan koma awal Juni lalu tersebut menghembuskan napas terakhirnya Senin (19/6) kemarin pada umurnya yang masih 22 tahun.
ADVERTISEMENT
Berita kematian Warmbier disampaikan oleh keluarganya, yang menyebut Warmbier sudah berjuang sebaik mungkin dan telah "menyelesaikan perjalanan pulangnya".
"Sayangnya, penyiksaan dan perlakuan yang buruk yang anak kami terima dari Korea Utara jelas bertanggung jawab atas kesedihan yang kami alami hari ini," ucap keluarga Warmbier.
Sebelumnya, Warmbier ditahan oleh pemerintah Korut karena tuduhan subversi. Dalam proses pengadilannya, Otto dinilai terbukti berusaha mencuri sebuah spanduk propaganda pemerintah Korut. Akibat perbuatannya tersebut, Warmbier dihukum 15 tahun penjara dan diwajibkan mengikuti kerja paksa. Ia mulai dipenjara sejak Januari 2016.
Namun, nasib nahas lain menimpanya di bulan Maret 2016. Baru tiga bulan berada di penjara pemerintah Korut, Warmbier mengalami koma. Keadaan tersebut ia dapatkan usai mengalami cedera kepala parah yang tak diketahui penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Awal Juni lalu, Warmbier baru bisa dievakuasi oleh pemerintah AS lewat serangkaian perjanjian diplomatik. Namun, baru seminggu dirawat di University of Cincinnati Medical Center, Warmbier sudah terlebih dulu meninggal dunia.
Pada hari Otto dilepaskan, orang tua Warmbier --Fred dan Cindy-- mengatakan bahwa mereka ingin dunia tahu bagaimana anak mereka "...telah disiksa dan diteror oleh rezim rendahan macam Korut".
Selain Otto yang telah dilepaskan, pemerintah Korut masih menahan tiga orang berkewarganegaraan AS di penjara mereka. Pemerintah AS sendiri menuduh Korut menahan warga negara mereka hanya untuk menjadikannya sebagai pion-pion politik. Sedangkan, Korut sendiri menuduh AS telah mengirimkan mata-mata untuk menjatuhkan pemerintahan Kim Jong Un.
ADVERTISEMENT