Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
PAN: Tudingan Din Syamsuddin Radikal Pencemaran Nama Baik, Masuk Ranah Pidana
15 Februari 2021 10:09 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dia pun menyebut tuduhan terhadap Din Syamsuddin itu bisa berpotensi sebagai pencemaran nama baik dan masuk ke ranah pidana.
"Tuduhan itu bisa diduga sebagai pencemaran nama baik dan menyampaikan ujaran kebencian dan ini sudah masuk ranah tindak pidana. Delik pencemaran nama baik diatur dalam KUHP maupun UU ITE," ujar Guspardi, Senin (15/2).
Guspardi mengaku sangat mengenal sosok Din Syamsuddin sejak lama sejak 1976 saat keduanya menempuh kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah, Ciputat. Menurutnya, Din merupakan tokoh yang memperjuangkan perdamaian dan antiradikalisme.
"Saya sangat tahu persis siapa Din. Selama bergaul dengan beliau sampai hari ini saya mengenal betul sosok Din sebagai aktivis dan tokoh yang gigih memperjuangkan perdamaian dan anti radikalisme. Kok malah dituduh radikal. Tidak habis pikir saya sosok Din dituduh semacam itu," kata dia.
"Prof Din justru merupakan tokoh Islam moderat yang menggagas konsep Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi was Syahadah (Negara Kesepakatan dan Negara Kesaksian) yang kemudian disepakati oleh Muktamar Muhammadiyah 2015 sebagai pedoman umat Islam guna mengisi Negara Pancasila," sambung Guspardi.
ADVERTISEMENT
Menurut anggota komisi II DPR itu, seharusnya GAR ITB menelusuri dengan saksama rekam jejak Din yang sangat teruji sebelum melaporkan ke KASN. Dia pun menyebut, Din tidak saja aktif di Indonesia tetapi juga disegani dunia internasional.
Karena itu, ia meminta GAR ITB menarik laporan yang dilayangkan ke KASN. Menurut Guspardi, sebaiknya mengedepankan dialog sehingga mendapatkan informasi yang utuh.
"Saya minta agar GAR ITB menarik laporan yang disampaikan kepada KASN. Lebih elok mengedepankan dialog. Saya siap memfasilitasi pertemuan dan dialog GAR -ITB dengan sahabat saya Prof. Din Syamsuddin," tutup dia.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini