Pandora Papers: Puluhan Pemimpin Dunia Pakai Suaka Pajak untuk Sembunyikan Aset

4 Oktober 2021 11:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raja Abdullah II dari Yordania Foto: Reuters/Keith Bedford
zoom-in-whitePerbesar
Raja Abdullah II dari Yordania Foto: Reuters/Keith Bedford
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Puluhan kepala negara dan pemerintah dunia yang berasal dari Yordania hingga Republik Ceko, dilaporkan menggunakan suaka pajak. Tindakan itu untuk menyembunyikan aset mereka senilai jutaan dolar AS.
ADVERTISEMENT
Laporan tersebut diungkap lewat investigasi gabungan konsorsium media ICIJ. Investigasi yang disebut Pandora Papers ini melibatkan 600 jurnalis dari media-media ternama seperti The Washington Post, BBC hingga The Guardian.
Jurnalis yang terlibat pada investigasi Pandora Post mendapatkan data dari 11,9 juta dokumen bocor milik 14 perusahaan jasa keuangan di seluruh dunia.
Perdana Menteri Republik Ceko Andrej Babis saat tiba untuk pertemuan tatap muka kedua di Uni Eropa, di Brussels, Belgia, Kamis (1/10). Foto: Francisco Seco/Pool via REUTERS
Dari jutaan dokumen itu muncul 35 nama pemimpin dan eks pemimpin dunia. Mereka diduga menyembunyikan asetnya yang diduga didapat dari hasil korupsi, pencucian uang dan pengemplang pajak.
Salah satu nama paling tersohor yang diungkap Pandora Papers adalah Raja Yordania Abdullah II. Dia diduga menciptakan jaringan offshore company dan suaka pajak. Dengan tindakan tersebut, Raja Abdullah II bisa membeli properti senilai USD 100 juta atau setara Rp 1,4 triliun di Malibu, Washington hingga London.
ADVERTISEMENT
Atas laporan Pandora Papers, Kedubes Yordania di Washington menolak berkomentar. Hanya saja, pengacara Raja Abdullah menekankan, semua properti itu dibeli dari kocek pribadi Raja Abdullah.
Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev Foto: Francois Linoir/Reuters
Dia juga menekankan adalah praktik wajar kalangan atas menggunakan offshore company untuk membeli properti. Hal itu dilakukan atas dasar keamanan.
Selain Raja Yordania, nama keluarga dan rekan-rekan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, terpampang di Pandora Papers. Mereka diduga terlibat pembelian properti mewah di Inggris senilai ratusan juta pounds.
Belum ada komentar dari Pemerintah Azerbaijan mengenai keterlibatan keluarga Aliyev. Namun, sejak lama keluarga Aliyev dituduh melakukan megakorupsi di negara pecahan Uni Soviet itu.
Sementara itu, nama PM Ceko Andrej Babis menurut investigasi Pandora Papers tidak mengungkap penggunaan offshore company untuk membeli properti mewah di selatan Prancis.
ADVERTISEMENT
Mendengar namanya masuk Pandora Papers, Babis naik pitam. Dia menduga, Pandora Papers sengaja diungkap demi membuat namanya tercemar jelang pemilu.
"Saya tak pernah melakukan tindakan ilegal atau salah," kata Babis.