Partai Pendukung Tak Solid Dukung Ahok

20 April 2017 9:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ahok-Djarot legawa menerima kekalahan (Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Ahok-Djarot legawa menerima kekalahan (Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA)
Perjalanan Pilgub DKI tahun ini diwarnai beragam isu. Mulai dari isu agama, etnis, reklamasi, penggusuran dan lainnya. Isu-isu ini banyak menyerang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
ADVERTISEMENT
Pengamat Politik Universitas Gajah Mada (UGM) Arie Sujito menilai hal itu mempengaruhi elektabilitas Ahok.
"Isu etnis, agama, menjadi pemicu sentimen dukungan kepada Anies, karena serangan-serangan kepada Ahok itu membentuk pilihan pada Anies. Itu (faktor pengaruh) yang menjelaskan paling nyata," ujar Arie kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (20/4).
"Belakangan (ada) beberapa masalah yang kemudian bertubi-tubi. Serangan kelompok Anies dengan elemen itu menghambat betul Ahok," imbuh dia.
Arie mengatakan isu itu juga mempengaruhi kondisi internal partai-partai pengusung Ahok-Djarot. Ia menilai terpaan terkait isu tersebut berdampak pada kesolidan dan keefektifan kinerja mereka. Tengok saja saat Anies-Sandi mengumumkan kemenangan, ada politisi Golkar seperti Aburizal Bakrie, Erwin Aksa dan yang lainnya hadir.
"Hampir semua partai-partai dalam dukungan Ahok tidak bekerja efektif karena mengalami hambatan itu, tak punya alat-alat, sulit untuk menghimpun dukungan. Bisa jadi di dalamnya enggak solid walaupun secara formal dapat dukungan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Arie banyak partai yang selama ini lebih banyak menjadi administrasi formal sebagai pendukung, namun belum tentu orang-orang di baliknya bekerja hingga ke lapisan bawah masyarakat.
"Apalagi Ahok enggak banyak (partainya). Banyaknya relawan non partai. Di Anies, relawannya punya sentimen ikatan berbeda,. Kita tahu putaran pertama ada pembelahan kelompok pemdukung dan sebagian besar kelompok (pendukung) Agus-Sylvy lari ke Anies," kata dia.
"Padahal sebenarnya dulu memang komposisi paslon 3 ini bisa tidak langsung ada chemistry. Berubah tiba-tiba dan sekali lagi ini tidak luput dari aktor utama itu tadi, isu etnis dan agama," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari persoalan kelompok pendukung Ahok yang dianggap bekerja kurang maksimal, Arie menilai kinerja dan performa debat Ahok tak kalah baik dibanding lawannya.
"Debat dan track record-nya Ahok enggak kalah. Itu menunjukan masyarakat Jakarta yang tidak bergerak pada representasi formal. Di level-level komunitas itu yang menggerakan suara, forum kecil itu yang dimobilisasi untuk dukungan pembentukan sentimennya pada etnis dan kasus penistaan agama," jelas Arie.