Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Partai Aksi Rakyat (PAP) yang dipimpin Perdana Menteri Lawrence Wong menang telak dalam pemilu legislatif Singapura yang digelar Sabtu (3/5).
ADVERTISEMENT
Partai yang telah berkuasa sejak 1965 itu berhasil mengantongi 87 dari total 97 kursi di parlemen, dengan perolehan suara sebesar 65,57 persen dari lebih dari 2,4 juta pemilih.
Kemenangan ini memberi PM Wong mandat kuat untuk memimpin Singapura di tengah ketidakpastian ekonomi dunia, termasuk ancaman tarif tinggi dari Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump.
“Warga Singapura memberi PAP mandat yang kuat untuk memerintah,” ujar Wong dalam konferensi pers setelah pengumuman hasil resmi, mengutip AFP.
“Ini sinyal kepercayaan dan keyakinan terhadap pemerintah.”
Wong baru menjabat sebagai perdana menteri Mei 2024 lalu, menggantikan Lee Hsien Loong yang memimpin selama hampir dua dekade.
Ia sebelumnya mulai mendapat pengakuan luas karena perannya dalam gugus tugas penanganan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Pemilu ini menjadi ujian pertama Wong sebagai pemimpin tertinggi di tengah kekhawatiran publik terhadap ekonomi dan meningkatnya daya tarik oposisi, terutama di kalangan pemilih muda.
Meski PAP tetap dominan, suara oposisi masih bertahan. Partai Pekerja (WP), oposisi utama, tetap menguasai 10 kursi seperti pada pemilu sebelumnya.
Upaya WP menarik pemilih dengan daftar kandidat baru termasuk seorang pengacara senior, belum membuahkan tambahan kursi.
Sementara itu, PAP sempat menghadapi berbagai sorotan sebelum pemilu, termasuk kasus korupsi mantan Menteri Transportasi S. Iswaran, hingga pengunduran diri dua anggota parlemen akibat hubungan asmara yang dianggap tak pantas.
PM Wong juga mewarisi konflik internal keluarga Lee. Saudaranya, Lee Hsien Yang, yang kini tinggal di Inggris, mendukung oposisi dan menuding sang kakak menyalahgunakan warisan rumah keluarga Lee Kuan Yew. Namun tuduhan tersebut dibantah.
ADVERTISEMENT
Di balik dinamika itu, mayoritas warga Singapura tetap memilih stabilitas.
“PAP adalah pemerintah. Bagi saya, mereka bisa diandalkan,” kata Arham, mahasiswa 18 tahun, kepada AFP usai pemungutan suara.