Pasien Positif Corona di RS Persahabatan yang Sempat Kabur Merasa Tidak Sakit

14 Maret 2020 18:45 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur RS Persahabatan dr Rita Rogayah, saat ditemui di Rumah Sakit Persahabatan. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur RS Persahabatan dr Rita Rogayah, saat ditemui di Rumah Sakit Persahabatan. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Satu pasien positif corona yang dirawat di RSUP Persahabatan sempat kabur. Pasien yang bekerja sebagai seorang waitress itu diketahui kabur karena merasa tak percaya telah sakit.
ADVERTISEMENT
Ditambah, orang itu tak ingin diisolasi satu ruangan dengan pasien virus corona lainnya.
Dirut RS Persahabatan dr Rita Rogayah menjelaskan, pasien itu kini dirawat di RS Polri Kramat Jati dengan pengawasan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Menurut Rita, sang pasien sempat pergi karena merasa dirinya sehat meski dinyatakan positif corona.
"Banyak yang nanya kenapa sih dia enggak mau dirawat? Dia mengaku 'keluhannya enggak banyak kok, saya masih bisa beraktivitas'," ungkap Rita kepada wartawan di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Sabtu (14/3).
Komisi X DPR RI menyerahkan buku prosedur penanganan corona di Wuhan, China, kepada Menkes RI Terawan Agus Putranto di RS Persahabatan, Jakarta, Sabtu (14/3). Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
Padahal, pasien yang sudah dinyatakan positif virus corona bisa berpotensi menularkan virusnya kepada orang lain. Sehingga, dia perlu diisolasi meski kondisi klinisnya menyatakan hanya sakit ringan.
Maka dari itu, Rita meminta pasien-pasien lebih banyak mengedukasi diri tentang pencegahan penyebaran virus corona.
ADVERTISEMENT
Terkait keluhan pasien tersebut karena tak ingin diisolasi berdua dalam satu ruangan, Rita menegaskan hal itu sebenarnya tidak masalah. Karena, ruang isolasi di RS Persahabatan semuanya diperuntukkan dua pasien per ruangan dan sudah sesuai standar yang berlaku.
Direktur RS Persahabatan dr Rita Rogayah, saat ditemui di Rumah Sakit Persahabatan. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
"Kalau ditanya standarnya, kami standarnya sudah baku. Kenapa dia tidak mau dirawat? Berarti kan edukasi yang kurang, pemahaman yang kurang. Mereka merasa 'saya tidak apa-apa', padahal kan ini harus dijaga," tuturnya.
Pasien yang sempat kabur ini kini dalam perawatan di RS Polri Kramat Jati, yang juga sebagai salah satu RS rujukan penanganan corona di Jakarta.
Rita menyebut pasien dipindahkan perawatannya karena membutuhkan pengawasan khusus. Sementara di sisi lain, RSUP Persahabatan juga sedang menangani banyak pasien corona lainnya.
ADVERTISEMENT
"Kami berkoordinasi dengan Dinkes DKI, sepertinya dia tidak bisa nih dirawat di RS Persahabatan. Lebih baik dirawat di tempat yang lebih ketat, karena kami ini kan mengawasi bukan hanya satu pasien," tutupnya.
Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Pemukiman Pemprov DKI Jakarta, Suharti, sebelumnya mengungkapkan pasien yang sempat kabur ini dijanjikan gaji asal mau diisolasi. Sebab, pasien tersebut merasa tak bisa bekerja karena mesti dirawat.
"Dicari enggak bisa. Gajinya Rp 2,5 juta sudah akan dibayarin oleh pemda, kalau perlu dibayar kita, tapi perlu diisolasi, tapi dia tidak mau dan dia minta bukti kalo dia positif baru dia akan mau diisolasi," jelas Suharti dalam video Pemprov DKI saat pembahasan penanganan COVID-19 pada 10 Maret 2020, Jumat (13/3).
ADVERTISEMENT
Namun, tawaran itu ditolak oleh sang pasien. Dia diketahui juga berasal dari keluarga kurang mampu dan memiliki anak, dan merasa dapat menyebarkan virus corona ke orang-orang terdekatnya.
"Dan yang kasus waitress ini dengan keluarga yang miskin punya anak ini rasanya akan cukup bahaya kalo enggak di-handle," pungkasnya.