Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
PBB Klarifikasi soal Anggota DPRD Bantul Sebut Pemakaman Corona Bak Kubur Anjing
23 Februari 2021 11:52 WIB

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sekjen PBB Afriansyah Ferry Noor pun ikut memberikan klarifikasi atas pernyataan Supriyono. Menurutnya, video yang beredar di media sosial tidak utuh, sehingga ucapan Supriyono terkesan menghujat pemakaman jenazah COVID-19.
"Saya kemarin sudah telepon beliau seputar pernyataan pemakaman seperti [pemakaman] anjing. Video yang diviralkan oknum tertentu tidak semua ditayangkan, diputar, ini versi Pak Supriyono. Sehingga terkesan beliau seolah menghujat Satgas atau pemakaman COVID," jelas Ferry saat dihubungi, Selasa (23/2).
Ferry menuturkan pernyataan itu disampaikan Supriyono saat diundang pernikahan kerabatnya pada Sabtu (20/2) kemarin. Saat itu, Supriyono mendapatkan pertanyaan dari tamu undangan soal penanganan corona, dan salah satunya membahas prosedur pemakaman jenazah.
"Selama ini ajaran Islam kan ada tata cara menguburkan mayat, mulai memandikan, mengkafani, membawa jenazah ke kuburan ada prosedurnya. Karena proses COVID ini dianggap bahwa adab cara mengubur itu sudah enggak dipakai lagi dalam ajaran Islam, karena mayat sudah terpapar COVID," tutur dia.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada kata-kata pemakaman kayak anjing, enggak ada, itu dipotong-potong. Video asli sekitar 5-6 menit, beliau minta rekaman asli ke tuan rumah. 30 detik itu dipotong-potong, beliau katakan 'enggak ada bang ngomong gitu. saya ditanya anggaran sebagai dewan rakyat'. Ya perlu dijawab dong," lanjut dia.
PBB Tidak akan Beri Sanksi
Meski pernyataan kadernya menuai kritikan, Ferry memastikan pihaknya tidak akan memberikan sanksi apa pun. Sebab, ucapan Supriyono dinilai tidak bermasalah hukum.
Apalagi, video yang disebarkan hanya berupa potongan 30 detik dan tidak utuh, sehingga dinilai ada pihak yang sengaja membuat keruh suasana di tengah masyarakat.
"Sejauh ini, apa yang beliau lakukan sepanjang kita lihat tidak ada masalah hukum berlebihan. Kita tidak bisa beri sanksi apa pun, kecuali beliau tiba-tiba diproses hukum. Tapi saya pikir enggak ada semacam itu, kader kita kritisi pemerintah dan pemerintah daerah kita dukung selama ikuti tata alurnya," jelas Ferry.
ADVERTISEMENT
Ferry juga menyebut Supriyono siap menemui massa yang menggeruduknya kemarin di kantor DPRD Bantul. Supriyono bakal memberikan klarifikasi soal potongan video dia yang beredar.
"Beliau akan klarifikasikan ke teman-teman di Bantul, karena demo kemarin beliau enggak di tempat. Saya bilang, sebagai orang jadi wakil rakyat hadapi. [Dijawab] 'saya akan hadapi Pak Sekjen. Kalau saya salah, saya akan minta maaf'," ungkap Ferry.
"Apa yang dibuat [video] 30 detik itu, ya biasanya sekarang sosmed bisa dipotong, yang harusnya tidak jadi iya, bisa juga kebaliknya," tutup dia.
Sebelumnya, sekelompok massa atas nama Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bantul mendatangi kantor DPRD Bantul untuk menemui Supriyono, namun dia tidak ada di tempat.
Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bantul, Waljito, menyebut pihaknya kecewa atas pernyataan Supriyono, yang dinilai telah meremehkan tugas relawan pemakaman jenazah COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Kita memanggil dan meminta klarifikasi. Karena ini membentuk opini tidak baik," kata Ketua Waljito, dalam orasinya Senin (22/2) kemarin.
"Kita minta waktu 1x24 jam untuk beliau meminta maaf secara terbuka di media massa maupun sosial," lanjut dia.
Waljito mengatakan, apabila dalam 1 kali 24 jam Supriyono tidak meminta maaf, maka para relawan akan melaporkan hal ini secara hukum.
Berikut adalah pernyataan Supriyono yang terekam dalam sebuah video berdurasi 30 detik, yang akhirnya mendapat kecaman di media sosial.
"Mati lan urip iku kagungane Gusti, ora opo-opo di-COVID-ke opo-opo di-COVID-ke. Bar operasi kanker payudara, penyakit gula, mulih di-COVID-ke. Njur le mendem kaya mendem kirik seko dinas kesehatan entuk proyek do sakpenake dewe (hidup dan mati itu milik Tuhan, jangan apa-apa di-COVID-kan, apa-apa di-COVID-kan. Habis operasi kanker payudara, penyakit gula, pulang di-COVID-kan. Lalu menguburnya seperti mengubur anjing. Dari Dinas Kesehatan dapat proyek semaunya sendiri)," ujar Supriyono dalam video tersebut.
ADVERTISEMENT