PBNU soal Pertemuan Mu'ti-Gus Yahya: Minta Guru ASN Bisa Ngajar di Swasta

1 November 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendikdasmen Abdul Mu'ti berbincang dengan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat melakukan pertemuan di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (30/10/2024). Foto: Dok. PBNU
zoom-in-whitePerbesar
Mendikdasmen Abdul Mu'ti berbincang dengan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat melakukan pertemuan di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (30/10/2024). Foto: Dok. PBNU
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti bertemu dengan Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya pada Rabu (30/10) lalu.
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua PBNU, Ulil Abshar, dalam pertemuan tersebut, PBNU meminta guru-guru yang berstatus ASN dapat mengajar di lembaga pendidikan swasta.
“Salah satu isu yang dikemukakan adalah terkait status guru-guru swasta yang mengajar di beberapa lembaga pendidikan swasta, termasuk lembaga pendidikan NU, sebagian guru-guru ini kan setelah mengalami sertifikasi kemudian diangkat menjadi ASN,” kata Ulil di Gedung PBNU, Jakarta pada Jumat (1/11). .
“Mereka kemudian tidak diizinkan mengajar meneruskan kiprah mengajar di lembaga swasta karena adanya aturan KemenPAN,” lanjutnya.
PBNU berharap, aturan tersebut dapat diubah oleh Mu’ti nantinya. Menurut Ulil, aturan ASN tak boleh mengajar di lembaga pendidikan swasta telah menimbulkan kerugian besar.
“Kita mengharapkan supaya ini diubah, karena ini menimbulkan kerugian besar. Karena guru-guru dari swasta yang kemudian mengalami ASN-isasi itu cukup banyak dan setelah mereka menjadi ASN dan tidak diizinkan lagi untuk mengajar di madrasah, di sekolah-sekolah swasta,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ketua PBNU Ulil Abshar di gedung PBNU, Jakarta pada Jumat (1/11). Foto: Abid Raihan/kumparan
Ulil menyebut hal ini tak hanya menimpa guru-guru madrasah dan lembaga pendidikan milik NU, tapi juga menimpa sekolah-sekolah swasta berbasis agama lainnya.
“Ini tidak hanya menimpa guru-guru di madrasah Islam dan NU tetapi juga di sekolah-sekolah agama yang lain. Kita mengharapkan ada kelenturan kebijakan dari pihak kementerian supaya dimungkinkan guru-guru swasta yang sudah di-ASN-kan tetap mereka itu ditugaskan mengajar di sekolah-sekolah swasta. Itu isunya yang paling menonjol,” pungkasnya.
Di sisi lain, Ulil menyebut PBNU sangat senang menyambut kedatangan Mu’ti yang juga merupakan Sekum PP Muhammadiyah. Ia berseloroh, Mu’ti adalah Muhammadiyah yang NU.
“Gus Yahya sebagai ketum senang dan apresiasi kunjungan Pak Abdul Mu’ti yang kita tahu beliau dari Muhammadiyah, meski beliau punya background NU juga. Jadi Pak Mu’ti ini Muhammadiyah yang NU dan NU yang Muhammadiyah,” ujar dia diiringi tawa.
ADVERTISEMENT
Ia pun menyebut Mu’ti saat itu hanya mendengarkan pendapat PBNU. Ulil berpendapat bahwa Kemendikdasmen sebagai kementerian yang paling dibanjiri masalah.
“Prof Mu’ti hanya mendengarkan usulan-usulan dari kita, jadi dia selama beberapa hari berkeliling ke berbagai kalangan di Jakarta untuk bahan merumuskan kebijakan-kebijakan. Karena ini menteri paling banyak disorot karena masalahnya banyak sekali,” tuturnya.
“Mungkin kementerian yang begitu dilantik dibanjiri masalah ya hanya kementerian ini,” sambungnya.