Pedagang Kecewa Pasar Malam di Sekaten Yogya Ditiadakan

4 Oktober 2019 15:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Alun-alun Utara, tempat yang biasa digunakan untuk acara pasar malam dalam perayaan Sekaten. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Alun-alun Utara, tempat yang biasa digunakan untuk acara pasar malam dalam perayaan Sekaten. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Keputusan ditiadakannya pasar malam saat sekaten di Alun-alun Utara, Yogyakarta, tahun ini membuat para pedagang kecewa. Terlebih, sejak dua bulan lalu, pedagang sudah mulai berbelanja dagangan untuk dijual di pasar malam sekaten.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Komunitas Pelaku Usaha Pasar Malam DIY, Alia Rachaman Isnandi, mengatakan setidaknya ada 800 pedagang yang terdampak. Dia kecewa karena saat audiensi dengan Pemkot Yogyakarta pada 20 September lalu belum ada keputusan bahwa pasar malam sekaten tahun ini ditiadakan.
“Pada waktu itu jawaban pemkot, tidak dianggarkan karena berdasarkan evaluasi pihak Keraton ada beberapa hal yang kemudian mereka tidak menganggarkan, termasuk bikin macet, berisik, dan insiden bianglala (terbalik),” ujar Isnandi saat dikonfirmasi kumparan, Jumat (4/10).
Suasana Alun-alun Utara, tempat yang biasa digunakan untuk acara pasar malam dalam perayaan Sekaten. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Atas hal tersebut, ia mengusulkan agar penyelenggaraan pasar malam dilakukan pedagang secara mandiri. Namun langkah tersebut sudah tertutup usai pada Kamis (3/10) Keraton Yogyakarta menyatakan sekaten tahun ini tanpa pasar malam.
“Kita enggak masalah dianggarkan, yang penting pasar malamnya tetap ada, kita selenggarakan sendiri,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan banyak pedagang dan masyarakat yang bergantung pada keberadaan pasar malam sekaten. Terlebih, omzet 800 pedagang dalam sehari saat pasar malam tersebut mencapai Rp 1 miliar. Angka tersebut belum lagi ditambah dengan pemasukan parkir yang dikelola masyarakat.
“Belum parkir yang dikelola masyarakat, terus nanti wahana bermain dan sebagainya, itu bisa jadi lebih Rp 2 miliar lagi. Kalau tiba-tiba menguap, ini jadi persoalan,” ujarnya.
Kini pihaknya berharap ada diskusi lanjutan agar ditemukan solusi atas persoalan ini. “Kita berharap pasar malam mandiri. Cuma kan harusnya kita bicarakan sama Pemkot, tapi pascastatement tanggal 3 (Keraton) kita belum komunikasi,” kata Isnandi.
Sebelumnya, Wali Kota Yogyakarta Hariyadi Suyuti menjelaskan sekaten tahun ini tetap ada, namun tanpa pasar malam. Dia menjelaskan tahun ini pihaknya tidak menganggarkan APBD untuk pasar malam.
ADVERTISEMENT
"Untuk tahun 2019 ini kami tidak menganggarkan (untuk pasar malam. Karena kami rencanakan pasar malam ini di tahun genap. Dua tahun sekali. Juga kan mekanismenya dianggarkan dulu, berapa bulan sebelumnya setelah dianggarkan, kita melakukan surat peminjaman Alun-Alun Utara untuk diadakan pasar malam," kata Haryadi.
Hariyadi menjelaskan, sesuai kesepakatan dengan Keraton Yogyakarta, pasar malam sekaten akan diadakan dua tahun sekali.
"Tahun depan akan ada lagi ya (pasar malam), ya kan komitmen kita tahun genap. Pasar malemnya, kita melakukan kajian. Nanti untuk pasar malam sebagai ikutan daripada kegiatan perayaan sekaten ini akan kita kaji. Lebih pada konten, bukan pada akses (kemacetan)," ucapnya.