Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
![Pendukung Yaman dari gerakan separatis selatan berpose untuk foto di Khor Maksar, di kota pelabuhan selatan Yaman Aden pada 10 Agustus 2019. Foto: AFP](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1565591208/lfsc0jrhq6zl1hdc63wv.jpg)
ADVERTISEMENT
Koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi menyerang kota Aden pada Minggu (11/8). Penyerangan dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah Yaman setelah kelompok separatis di wilayah selatan Yaman (STC) merebut kota pelabuhan itu.
ADVERTISEMENT
Koalisi menegaskan bahwa pihaknya menyerang daerah yang dianggap menimbulkan ancaman langsung kepada pemerintah Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi. Untuk itu, target serangan mereka adalah pasukan separatis yang berada di sekitar istana presiden.
Dukungan terhadap Yaman pun ditegaskan oleh Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz saat bertemu dengan Hadi pada Minggu (11/8) di sela-sela perjalanan haji.
"Pertemuan itu membahas upaya untuk mencapai keamanan dan stabilitas," kata Raja Salman, seperti dikutip dari Reuters, Senin (12/8).
Koalisi menginginkan agar kelompok separatis yang didukung oleh Uni Emirat Arab itu untuk mundur. Namun, beberapa saat setelah intervensi dari koalisi, tidak ada indikasi bahwa kelompok separatis bersiap untuk meninggalkan wilayah yang mereka rampas.
Kelompok separatis berhasil menguasai kota pelabuhan Aden pada Sabtu (10/8). Mereka berhasil menduduki kamp militer dan istana presiden setelah berperang dengan pasukan pemerintah sejak Rabu (8/8) lalu.
ADVERTISEMENT
Pengambilalihan wilayah ini dilakukan setelah kelompok separatis menuduh Partai Islam yang bersekutu dengan Hadi terlibat dalam serangan rudal parade militer pasukan selatan di Aden.
PBB melaporkan pertempuran itu menewaskan sedikitnya 40 orang dan menyebabkan 260 orang lainnya luka-luka.
"Sangat menyedihkan bahwa selama Idul Adha keluarga berduka atas kematian orang yang mereka cintai alih-alih merayakan bersama dalam damai," kata Lise rande, Koordinator Kemanusiaan PBB di Yaman.
"Perhatian utama kami sekarang adalah mengirim tim medis untuk menyelamatkan yang terluka, kami juga sangat khawatir dengan laporan bahwa warga sipil yang terperangkap di rumah mereka saat ini kehabisan makanan dan air," kata Lisa.
Beberapa jam setelahnya, kelompok separatis bersedia untuk bekerja sama untuk melakukan gencatan senjata dan berkoordinasi dengan koalisi pimpinan Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
"STC bersedia bekerja sama dengan koalisi yang dipimpin Saudi untuk meredakan krisis dan terus memerangi ekspansi Iran," kata pemimpin separatis STC, Presiden Aidaroos al-Zubaidi dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan kelompok separatis bersedia menghadiri pertemuan darurat yang direncanakan oleh Riyadh. Namun dia tidak menjawab permintaan koalisi untuk menarik pasukan dari istana persiden Yaman .