Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Pemda DIY Sediakan 5 RS Lapangan, Kapasitas 850 Bed untuk Pasien Corona
15 Juli 2021 16:20 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sejumlah rumah sakit lapangan disiapkan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY ) untuk menghadapi lonjakan kasus corona. Diharapkan akan ada 850 bed tambahan dari 5 rumah sakit lapangan baru ini.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie menjelaskan saat ini BOR 27 rumah sakit rujukan pasien corona di DIY di angka 95 persen. Sehingga tambahan rumah sakit lapangan sangat dibutuhkan.
“Kondisi saat ini sampai hari terakhir angka keterisian tempat tidur di rumah sakit sudah di atas 95 persen. Ini memang kalau lampu merah kuning hijau ini. Memang sudah merah,” kata Pembajun saat Zoom bersama wartawan, Kamis (15/7).
Kondisi darurat ini membuat rumah sakit harus mendirikan tenda-tenda darurat di depan rumah sakit. Namun, langkah ini tidak bisa untuk jangka panjang. Mendirikan rumah sakit lapangan adalah salah satu pilihan terbaik yang bisa dilakukan.
“Yang jadi masalah agar pasien tidak di tenda tapi di bangunan yang secara standar memenuhi. Artinya baik tentang penyebaran infeksinya terkendali, higienis sanitasi terkontrol dengan baik,” katanya.
ADVERTISEMENT
RS Lapangan Harus Miliki Pengampu
Pembajun menjelaskan bahwa setiap rumah sakit lapangan harus ada pengampu dari rumah sakit utama. Sejauh ini belum semua rumah sakit lapangan mendapat pengampu.
Di Universitas Gadjah Mada (UGM) sejumlah lokasi yang dijadikan shelter seperti Hotel University Club (UC), Wisma Kagama, hingga Wisma Karanggayam akan dialihkan menjadi rumah sakit lapangan. Mereka akan diampu oleh RSA UGM.
“Kaya UC dan Wisma Kagama akan dikembangkan menjadi lapangan diampu RSA UGM,” ujarnya.
“Mungkin juga nanti ada Wisma Karanggayam akan dipakai rumah sakit lapangan,” ujar dia.
Rumah sakit lapangan yang kedua adalah Asrama UNY. Namun sampai saat ini belum didapati mana rumah sakit yang akan jadi pengampu.
Yang ketiga, Rusun BBWS yang bisa dioptimalkan hingga 120an tempat tidur. Namun lokasi ini juga belum mendapatkan rumah sakit pengampu.
ADVERTISEMENT
Keempat, Balai Diklat PUPR di Jalan Ngeksigondo, Kotagede, Kota Yogyakaeta. Di sana bisa dimaksimalkan untuk 100 tempat tidur. Sejauh ini RUmah Sakit Bhayangkara Polda DIY sanggup untuk menjadi rumah sakit pengampu.
Dan yang kelima Pemkab Sleman telah menyiapkan rumah sakit lapangan di Respati dengan kapasitas 50 tempat tidur. Lokasi ini informasinya akan diresmikan Sabtu (17/7) esok dengan RSUD Prambanan.
“Totalnya sekitar 850an tempat tidur (dari lima rumah sakit lapangan ini),” ujarnya.
“Kenapa ada pengampu supaya rumah sakit lapangan dikelola dengan baik kalau hanya ada dokter dan lain-lain itu juga sulit pengelolaan. Kedua rumah sakit lapangan kondisi di dalam harus swab itu harus masuk di dalam NAR. Jadi mengampu dulu pada rumah sakit pembinanya,” katanya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, apabila terjadi kondisi yang genting, dokter di rumah sakit pengampu ini bisa segera dimobilisasi ke rumah sakit lapangan.
“Ada pengampunya ini memobilasi tenaga tidak begitu tidak sulit,” pungkasnya.
Pembajun berharap agar rumah sakit lapangan ini bisa segera mulai beroperasi. Selain itu pihaknya juga tengah merekrut relawan nakes dari institusi pendidikan yang ada di DIY.