Pemprov DKI Jakarta Siapkan 3 Mobile Lab, Percepat Testing Corona

1 September 2020 23:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil laboratorium atau Mobile Lab untuk mempercepat penanganan COVID-19 di Jakarta. Foto: PPID Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Mobil laboratorium atau Mobile Lab untuk mempercepat penanganan COVID-19 di Jakarta. Foto: PPID Jakarta
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta dan Labkesda DKI Jakarta bekerja sama dengan Human Initiative dan Agile innovation (Ai) Labs mengadakan mobil laboratorium atau Mobile Lab. Kerja sama itu berasal dari dana Nama Foundation.
ADVERTISEMENT
Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi DKI Jakarta, Endra Muryanto, mengatakan, tiga Mobile Lab itu dihadirkan untuk membantu mempercepat penanganan pemeriksaan COVID-19 menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR).
"Jadi Mobile Lab ini nanti siap untuk melakukan pemeriksaan PCR. Kapasitas tes maksimal per hari 300 sampel. Sampelnya nanti begitu di-swab kemudian dilakukan pemeriksaan di dalam laboratorium," kata Endra saat ditemui, Selasa (1/9).
"Kemudian di Mobile Lab ini akan ada proses mix PCR, dan ekstraksi sampel yang di ruangannya pun sudah negative pressure," tambahnya.
Endra menuturkan, tiga unit mobile lab mulai beroperasi pada akhir September mendatang. Endra berharap, hadirnya Mobile Lab itu dapat membantu memenuhi kebutuhan tes COVID-19 di DKI Jakarta.
Nantinya Mobile Lab itu akan memiliki jadwal keliling sehingga warga yang sudah memenuhi persyaratan dapat melakukan pemeriksaan di Mobile Lab. Terkait jadwal, hal itu akan diumumkan setelah Mobile Lab lolos pemeriksaan laboratorium.
Mobil laboratorium atau Mobile Lab untuk mempercepat penanganan COVID-19 di Jakarta. Foto: PPID Jakarta
Sementara Senior General Manager Project Manajemen Human Initiative, Ferry Suranto, mengatakan, kesiapan Mobile Lab saat ini mencapai 80 persen. Semua peralatan di Mobile Lab juga disesuaikan dengan SOP.
ADVERTISEMENT
"Mobile Lab ini nanti fungsinya seperti laboratorium keliling, untuk menjangkau tempat-tempat yang ditemukan kasus lebih banyak. Sehingga dapat mendukung dari laboratorium yang sudah ada," kata Ferry.
"Jadi ketika ditemukan kasus dan memang penyebaran orangnya ada di sana, kita akan datangi wilayah-wilayah yang berpotensi kasus baru tersebut," pungkasnya.