Pemuda Tunisia Penyerang Gereja di Prancis: Putus Sekolah hingga Mantan Pemabuk

31 Oktober 2020 4:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Serangan di Gereja Notre Dame, Prancis. Foto: Eric Gailard/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Serangan di Gereja Notre Dame, Prancis. Foto: Eric Gailard/Reuters
ADVERTISEMENT
Pemuda Tunisia berusia 21 tahun bernama Brahim al-Aouissaoui, menyerang sebuah gereja di Kota Nice, Prancis, pada Kamis (29/10). Dalam serangan itu tiga orang tewas di mana satu di antaranya dipenggal.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Sabtu (31/10), Aouissaoui bersama orang tuanya tinggal di daerah kumuh di Kota Sfax, Tunisia. Selain itu ia memiliki sembilan saudara kandung.
Salah satu saudara perempuan Aouissaoui, Afef, mengatakan jika saudaranya itu putus sekolah. Setelah itu, dia memilih menjadi petugas mekanik pompa air dan berkeliling Kota Thina menggunakan sepeda motor.
Meski putus sekolah, Aouissaoui cukup fasih membaca dan menulis menggunakan bahasa Arab. Namun dia tidak bisa berbicara dan mengerti menggunakan bahasa latin.
Afef menambahkan, selama berada di rumah, Aouissaoui tidak diketahui memiliki pemikiran militan atau terlibat dalam kelompok jihadis. Sebab, dia jarang berada di masjid.

Mantan Pemabuk dan Pengguna Obat-obatan Terlarang

Afef menceritakan, dulu Aouissaoui pernah terjerat dalam pengaruh alkohol dan obat-obatan terlarang. Akan tetapi, semua berubah sekitar dua tahun lalu.
ADVERTISEMENT
"Dia mulai sering berdoa di rumah sekitar dua tahun lalu setelah berhenti minum alkohol dan obat-obatan," kata Afef.
Sama seperti Afef, salah seorang tetangga mereka yakni Achref Fergani, menyebut dirinya tidak pernah melihat gelagat aneh dari Aouissaoui.
"Perilakunya tidak pernah mencurigakan. Saya tidak pernah mendengar dia berurusan dengan kelompok ekstremis atau apa pun yang berhubungan dengan terorisme atau ekstremis," ucap Fergani.
Sementara Ibu Kandung, Aouissaoui, tak kuasa menahan tangis ketika mengetahui anaknya merupakan pelaku penyerangan gereja di Kota Nice, Prancis.
Pihak keluarga meyakini jika Aouissaoui tidak ingin menyerang gereja itu. Mereka menduga Aouisaoui merupakan korban dari pemikiran luar.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: