Pendeta Distrik Beoga Ungkap Kekejaman KKB: 30 Pelaku Bawa Senjata Laras Panjang

26 April 2021 10:45 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kesaksian Pendeta di Distrik Beoga ungkap kekejaman KKB. Foto: Dok: Satgas Nemangkawi
zoom-in-whitePerbesar
Kesaksian Pendeta di Distrik Beoga ungkap kekejaman KKB. Foto: Dok: Satgas Nemangkawi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Distrik Beoga di Kabupaten Puncak, Papua, merupakan salah satu wilayah yang belakangan ini kerap menjadi sasaran aksi kekerasan dan penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
ADVERTISEMENT
Tanpa perikemanusiaan, KKB menembak mati 2 guru, 1 siswa SMA, dan membakar 3 sekolah di Distrik Beoga. Bahkan, Kabinda Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny, turut menjadi sasaran penembakan, Minggu (25/4).
Seorang pendeta Gereja Bethesda, Simon Tinal mengatakan, aksi kekerasan KKB pada 2021 semakin kejam dan keji. Banyak warga ketakutan.
Kesaksian Pendeta di Distrik Beoga ungkap kekejaman KKB. Foto: Dok: Satgas Nemangkawi
“Namun sampai saat kekacauan selama tahun 2021 anak-anak sekolah, guru dan mama-mama mulai merasa takut, sehingga banyaknya turun dari gunung,” kata Simon saat bertemu Satgas Nemangkawi di Mimika, Papua, Minggu (25/4).
Simon menuturkan, dalam penyerangan terhadap 2 guru dan pembakaran sekolah, Dia melihat pelaku sebanyak 30 orang anggota KKB. Mereka membawa senjata laras panjang.
Evakuasi jenazah seorang pelajar SMA yang ditembak KKB di kampung Wuloni Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (15/4/2021). Foto: Dok. Istimewa
"Waktu kejadian itu pelaku sebanyak 30 orang dengan membawa senjata panjang, saya juga termasuk orang yang ikut evakuasi korban karena korban sudah dalam keadaan meninggal dan posisi korban di dalam rumah,” ujar Simon.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Simon mengungkapkan, bahwa anggota KKB tersebut bukan berasal dari Distrik Beoga. Hal itu diketahui dari bahasa anggota KKB.
“Menggunakan bahasa Dani,” ungkapnya.