Pengakuan Kepsek SMA 8 Medan soal 2 Guru Berkelahi di Hadapan Siswa

5 Februari 2020 18:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Sekolah SMA 8 Medan Jonggor Panjaitan saat diwawancarai wartawan di ruangnya. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Sekolah SMA 8 Medan Jonggor Panjaitan saat diwawancarai wartawan di ruangnya. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala SMA 8 Medan Jonggor Panjaitan angkat bicara terkait perkelahian guru matematika Herbin Manurung dan guru honorer olahraga Deny Panjaitan yang terjadi di hadapan sejumlah siswa pada Rabu (29/1).
ADVERTISEMENT
Salah satu guru yang terlibat perkelahian itu adalah anak kandung Jonggor, yaitu Deny Panjaitan. Jonggor mengatakan saat kejadian itu, anaknya tidak sepenuhnya salah.
Menurut Jonggor, Deny pada saat itu hanya menjalankan tugas dari Wakil Kepala Sekolah R. Purba memanggil dua orang siswa di kelas XII IPA 1 terkait nilai. Kebetulan saat itu Herbin Manurung sedang mengajar. Herbin kemudian melarang kedua murid keluar kelas.
"Memang enggak diketok pintunya, tapi yang suruh wakil saya, setelah dipanggil turunlah anak saya ke bawah. Namun sudah ditunggu 10 menit siswa tadi, enggak turun. Lalu anak saya naik lagi dan bertanya kenapa enggak turun, kalian sudah saya panggil. Lalu terjadi keributan dengan Herbin," ungkap Jonggor, Rabu (5/2).
Sejumlah siswa di SMA Negeri 8 Medan. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Saat keributan, sepengetahuannya keduanya hanya bertengkar mulut dan saling dorong dan langsung dilerai sejumlah siswa. Deny pun saat itu langsung turun ke bawah, namun tak berselang lama Herbin mencari Deny.
ADVERTISEMENT
Setelah itu Herbin menemui Jonggor dan menudingnya menyembunyikan Deny di ruang kepala sekolah.
"Katanya anak saya disembunyikan di sini, enggak tau saya, karena memang enggak ada di sini. Lalu anak saya melihat kami beradu argumen, dikiranya saya berkelahi dengan Herbin. Ribut lagi mereka, tapi enggak ada main fisik, dan berhasil dilerai," ujar Jonggor.
Setelah itu, kata Jonggor, Herbin menelpon Polsek Medan Area, yang tak berselang lama kemudian datang ke sekolah.
"Turunlah Kapolsek saya ceritakan semuanya, lalu polisi mau memediasi. Kita siap, mau dimediasi, tapi dia (Herbin) enggak mau," ujar Jonggor.
Selanjutnya, kata Jonggor, Herbin melaporkan anaknya ke polisi atas dasar pengerusakan sepeda motornya.
ADVERTISEMENT
"Apanya yang rusak keretanya (sepeda motor) digunakan sejak Rabu, Kamis, Jumat, hingga Senin apanya yang rusak? Okelah diperbaiki. Tapi sejak Rabu kemarin sudah dinaiki, kan enggak ada masalah," ungkap Jonggor.
Jonggor menjelaskan, selama menjabat sebagai kepala sekolah pada 2016, ada sekelompok guru yang tidak menyukainya. Termasuk Herbin salah satunya yang kerap memprovokasi.
"Saya dituduh selingkuh, dituduh yang ngajak ini, macam lah, yang namanya (orang) enggak senang suka-sukanya lah ngomong," ujarnya.
Jonggor pun mengaku sudah mengingatkan anaknya untuk tidak terpancing dengan tuduhan Herbin. Namun akhirnya terjadi perselisihan.
"Kebetulan anak saya guru honor olahraga, apa pun ceritanya saya sudah minta dia tahan atas tuduhan ke bapaknya. (Namun) Dalam hati Deny pasti sudah pasti ada sentimen," ujar Jonggor.
ADVERTISEMENT
Terpisah Kapolsek Medan Area Kompol Faidir Chaniago, mengatakan untuk laporan kasus penegerusakan yang dilaporkan Herbin masih terus didalami.
"Penanganannya kita tetap profesional saja, kalau memang ada pidana kita panggil, saksi saksi kalau memang terpenuhi dua alat bukti akan kita panggil, kita akan proses hukum," ujar Faidir kepada wartawan.
Video perkelahian antara Herbin dan Deny beredar di media sosial. Keduanya terlibat saling dorong dan pukul di depan para siswa. Siswa yang melihat perkelahian itu kemudian langsung melerai dua gurunya itu.
Setelah ditelusuri pertikaian terjadi pada, Rabu (29/1). Dalam perselisihan itu Herbin mengaku sebagai korban.