Pengamat: Munas Golkar Harus Lepas dari Pengaruh Eksternal

30 November 2019 20:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yuda AR. Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yuda AR. Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan
ADVERTISEMENT
Golkar akan mengadakan Munas pada 3-6 Desember, salah satu agendanya memilih calon ketua umum periode 2019-2024. Saat ini, Golkar telah membuka pendaftaran bakal calon ketum mulai 28 November hingga 2 Desember.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yudha, mengatakan, dalam pelaksaan Munas, Golkar memiliki sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Golkar harus mandiri dan lepas dari pengaruh eksternal dalam proses pemilihan ketum.
"Bagaimana Munas menunjukkan tradisi baru yang otonom, mandiri dan lepas dari pengaruh saat eksternal terutama pengaruh kekuasaan. Sejak Munas Golkar 1998, kita tidak bisa menyangkal pengaruh eksternal kekuasaan sangat besar," kata Hanta dalam diskusi 'Harapan dan tantangan Partai Golkar pada Munas 2019' di Jalan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/11).
"Siapa yang menjadi ketum Golkar sangat ditentukan oleh faktor di luar Golkar itu sendiri. Mudah-mudahan Munas kali ini tantangan sekaligus harapan saya, apakah Golkar mampu memilih ketumnya pilihan internal Golkar. Mau siapa pun, yang penting pilihan Golkar, bukan menurut sinyal dari luar," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Hanta mengatakan sebaiknya partai berlambang pohon beringin itu mengadakan ajang adu gagasan antarcalon ketum.
Ilustrasi Partai Golkar. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Menjelang Munas yang tinggal hitungan hari ini ada semacam tontonan atraktif dan positif bagi masyarakat Indonesia yaitu tarung gagasan, debat Caketum. Tapi kalau calonnya cuma satu, bagaimana mau didebatkan minimal dua (calon)," ucapnya.
Lebih lanjut, ia berharap agar Munas Golkar dapat berlangsung secara demokratis dan terbuka. Hanta berharap setiap pemilik suara memiliki keleluasaan untuk menentukan pilihannya.
"Kita berharap Munas Golkar ini demokratis dan terbuka. Silakan mau aklamasi atau mau voting, tapi dimulai dengan cara terbuka. Para pemilik suara memiliki keleluasaan memilih," tutupnya.
Kubu Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebelumnya menuding 3 menteri Jokowi terlibat dalam perebutan kursi Ketum Golkar. Ketiga menteri ini disebut ikut membantu pemenangan Airlangga Hartarto sebagai ketum Golkar periode 2019-2024.
ADVERTISEMENT
Jubir Bamsoet, Syamsul Rizal, menyebut para menteri ini ikut menekan pengurus daerah Golkar agar mendukung Airlangga. Mensesneg Pratikno, kata Syamsul, merupakan salah satu menteri yang ikut intervensi.
"Yang muncul sangat santer itu adalah Pak Pratikno, Mensesneg," ujar Syamsul Rizal usai rapat pleno Golkar di Anggrek Neli, Jakarta Barat, Rabu (27/11).
Namun, Pratikno membantah keras tudingan tersebut. Ia menegaskan tak pernah melakukan intervensi terhadap urusan internal Partai Golkar.
"Apa urusanku sama mereka? Apa urusanku? Kacau kamu. Memang aku pernah orang partai?" ujar Pratikno usai mengikuti rapat di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jumat (29/11).