Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Efek samping itu jadi salah satu yang paling menakutkan belakangan ini. Sudah dua vaksin yang dilaporkan menyebabkan pembekuan darah, yaitu AstraZeneca dan Johnson & Johnson.
Amerika Serikat saat ini sudah menangguhkan penggunaan Johnson & Johnson. Keputusan diambil menyusul ditemukan satu kasus kematian terkait pembekuan darah usai divaksin Johnson & Johnson.
Sedangkan Denmark, jadi negara di Eropa pertama yang menghentikan penggunaan AstraZeneca. Efek samping pembekuan darah jadi alasan penghentian vaksin buatan Inggris itu oleh Denmark.
Merespons hal tersebut, Institut Gamaleya memastikan pembekuan tidak akan terjadi pada vaksin buatannya.
"Analisis komperhensif mengenai efek samping saat uji klinis maupun vaksinasi massal pada Sputnik V menunjukkan tidak ada kasus trombosis sinus vena serebral," ujar pernyataan Sputnik V seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Sputnik V pada awal kemunculannya mendapat sorotan tajam dunia. Vaksin buatan Rusia itu dituduh melewatkan beberapa prosedur keamanan.
Rusia pun dituding hanya mengincar kecepatan dibanding keamanan dan efektivitas vaksin. Sputnik V merupakan vaksin corona pertama yang dapat izin penggunaan dari Pemerintah.
Namun, anggapan tersebut dipatahkan oleh berbagai jurnal medis. Sputnik V dipastikan aman dan efektif.
Beberapa negara dunia juga sudah memakai Sputnik V. Negara-negara tengah menjajaki kemungkinan menggunakan vaksin itu.
*****
Punya pertanyaan seputar vaksin? Cek Vaksinesia.com