Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Pengumuman: Polisi akan Razia Bus Telolet di Jakarta dan Sekitarnya
10 Februari 2025 16:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Klakson ‘telolet’ yang dikeluarkan bus-bus pariwisata menjadi alat hiburan bagi masyarakat, khususnya anak-anak. Tapi di balik bunyi khasnya ada keresahan yang muncul. Tak sedikit anak-anak menjadi korban kecelakaan karena berburu telolet.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, pada Sabtu (1/2), bocah berusia 6 tahun di Serang, Banten, meninggal dunia akibat motor yang ditumpanginya menabrak tiang listrik saat berburu ‘telolet’.
Terbaru, sebuah video viral di media sosial, di mana kru-kru dari sebuah bus tak terima ditegur oleh pemotor karena membunyikan klakson ‘teloletnya’. Mereka turun dari bus dan melakukan kekerasan terhadap pemotor itu.
Menanggapinya, Wadirlantas Polda Metro Jaya, AKBP Argowiyono, menyebut akan menertibkan jenis klakson itu. Katanya, penertibannya akan masuk dalam Operasi Keselamatan Jaya 2025 yang berlangsung pada 10-23 Februari.
“Ya, seharusnya sangat disayangkan ya, kita tentunya pendomannya sudah ada spesifikasi teknis terkait bunyi klakson yang standar sehingga pada saat ini termasuk salah satu sasaran pada Operasi Keselamatan di Polda Metro Jaya,” ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Senin (10/2).
“(PMJ) akan melaksanakan ramp check di beberapa pool bus untuk melaksanakan imbauan-imbauan terkait standar teknis,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Ia pun sepakat bahwa klakson ‘telolet’ telah meresahkan dan memakan korban.
“Klakson-klakson telolet ini juga beberapa memakan korban, banyak yang memvideokan, yang memviralkan anak-anak kecil di pinggir jalan juga menjadi korban juga. Kita juga, tentunya sangat menyayangkan,” ujarnya.
“Tentunya yang mengganggu konsentrasi pengguna jalan lainnya juga tentunya kita harapkan segera mengubah ke aslinya atau sesuai dengan standar sehingga tidak terjadi kejadian-kejadian yang tentunya dapat merugikan pengguna jalan lainnya seperti yang terjadi seperti itu,” sambungnya.
Argo menjelaskan, bagi bus yang masih menggunakan jenis klakson itu juga akan ditindak sesuai aturan yang berlaku.
“Tentunya akan dilakukan penindakan sesuai dengan klasifikasinya, akan dilaksanakan penilangan sesuai kategorinya, akan dilakukan penindakan hukum,” tuturnya.
Aturan Soal Klakson Pada Kendaraan Bermotor
ADVERTISEMENT
Aturan bunyi klakson sendiri diatur dalam Pasal 69 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2012 yang mengatur suara klakson paling rendah 83 desibel dan paling tinggi 118 desibel. Tingginya suara itu diukur dari jarak dua meter di depan kendaraan.
Selain itu, di Pasal 39 PP tersebut, menyebutkan klakson harus mengeluarkan bunyi dan dapat digunakan tanpa mengganggu konsentrasi pengemudi lain.
Adapun hukuman yang bisa didapatkan dari bus pemasang klakson ‘telolet’ diatur di Pasal 25 Ayat 2 UU Nomor 22 Tahun 2009 yang berbunyi:
“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor beroda empat atau lebih di Jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu mundur, lampu tanda batas dimensi badan kendaraan, lampu gandengan, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, kedalaman alur ban, kaca depan, spakbor, bumper, penggandengan, penempelan, atau penghapus kaca sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (3) juncto Pasal 48 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)”.
ADVERTISEMENT