Penjelasan Anies soal JPO Sudirman Tak Beratap: Beri Pengalaman Baru

7 November 2019 13:01 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pejalan kaki melintas di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (28/2). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Pejalan kaki melintas di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (28/2). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemprov DKI Jakarta memutuskan untuk membuka sejumlah atap JPO agar masyarakat dapat melihat pemandangan kota dengan lebih jelas. Meski demikian, sejumlah masyarakat mempertanyakan keputusan Pemprov DKI Jakarta membuka atas JPO. Alasannya di antaranya karena tidak ada penghalau panasnya sinar matahari dan air hujan saat musim hujan.
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjawab kritikan masyarakat lewat akun Instagramnya. Anies memberikan contoh mengapa atap JPO, salah satunya atap JPO lawas di kawasan Sudirman, dicopot.
Masyarakat melintasi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang tidak beratap di jalan Sudirman, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
"Atap JPO lawas di Sudirman ini dihilangkan dan memberikan pengalaman baru bagi penggunanya. Kini pemandangan pencakar langit di sekitarnya tampak jelas dan memberikan pengalaman berjalan yang menyenangkan bagi siapapun yang menyeberang," tulis Anies lewat akun instagramnya, @aniesbaswedan, Kamis (7/11).
⁣Menurut Anies, keunikan koridor Sudirman adalah jejeran gedung pencakar langitnya. Namun, pemandangan itu selama ini tidak bisa ditonjolkan karena tertutup oleh atap.
"JPO itu kini berfungsi ganda sebagai anjungan melihat lansekap megahnya koridor Sudirman," ujarnya.
Penggunaan atap, kata Anies, menjadi sebuah keharusan jika JPO menjadi penghubung antara areal indoor dengan outdoor. Namun karena JPO hanya menghubungan dua areal outdoor, maka menurutnya, JPO tidak perlu dipasangkan atap karena memang bagian dari ruang terbuka.
Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang tidak beratap di jalan Sudirman, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
"JPO ini juga tidak ada halte TJ di tengahnya sehingga tidak ada antrean dan lebih lengang, maka bisa dibuat lebih terbuka. Di dekat JPO sudah terdapat stasiun MRT Setiabudi Astra sebagai alternatif penyeberangan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
⁣"Semalam saya juga sempat menyeberang di JPO ini, cuacanya masih rintik-rintik hujan, merasakan sensasi yang berbeda lagi," pungkasnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di JPO Gelora Bung Karno, Jakarta. Foto: Moh Fajri/kumparan
Usul membuka atap JPO pertama kali muncul dari Anies Baswedan saat Rapim Penataan PKL di Thamrin 10 pada 23 Oktober 2019. Di akhir rapat, Anies mengusulkan atap JPO di Jalan Sudirman dibuka saja.
"Ini JPO-JPO di sini Pak, atapnya dicopot, Pak, karena dari tempat panas ke tempat panas lagi. Kalau penyeberangan di sini, dari halte TJ (TransJakarta-Red) ke TJ indoor ke indoor tapi kalau di sini ruang terbuka, terbuka buka saja," kata Anies dalam video yang diunggah di akun YouTube Pemprov DKI Jakarta.