Penjelasan BMKG Cara Kalibrasi Waktu Agar Azan di Bandung Serentak

19 September 2019 14:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mengajak anak ke masjid Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengajak anak ke masjid Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kota Bandung dan Badan Hisab Rukyat (BHR) bekerja sama mencanangkan gerakan azan serentak di Kota Bandung. Gerakan tersebut dilakukan karena masih terdapat masjid yang mengumandangkan azan tetapi waktunya tidak akurat atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan BMKG.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Tony Agus Wijaya menjelaskan, tanda waktu memang dapat dikalibrasi atau dicocokkan dengan tanda waktu BMKG. Menurut dia, cara untuk mencocokkan begitu sederhana dan hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 menit.
Para pengurus masjid, Tony mengatakan, dapat membuka terlebih dahulu tautan http://jam.bmkg.go.id/Jam.BMKG menggunakan ponsel kemudian mencocokkan jam dinding yang berada di masjid dengan standar waktu Indonesia dari BMKG.
"Cara mengkalibrasi (mencocokkan) adalah sederhana. Bisa buka alamat link web di atas pakai HP. Cocokkan jam dinding masjid dengan waktu standar Indonesia dari BMKG tersebut hanya perlu waktu kurang dari 1 menit," kata dia melalui pesan singkat, Kamis (19/9).
Lebih lanjut, Tony menjelaskan, komputer pribadi dapat disesuaikan pula dengan waktu BMKG dengan cara yang sederhana yakni menekan change date and time, menekan internet time lalu change setting, kemudian ketik http://ntp.bmkg.go.id.
Ilustrasi Masjid. Foto: AFP
Tony pun menyebut, Precision Time Protocol (PTP) dan Network Time Protocol (NTP) memiliki metode yang berbeda namun tujuannya sama yakni mengkalibrasi waktu agar akurat.
ADVERTISEMENT
"PTP dan NTP hanya metode yang berbeda. Tujuannya sama untuk menyesuaikan jam," ungkap dia.
Sebelumnya, berdasarkan survei yang dilakukan oleh BHR, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan (Kesra) Kota Bandung Bambang Sukardi menyatakan, banyak jam digital di masjid Kota Bandung yang sudah lama tidak dikalibrasi sehingga tidak sesuai dengan standar BMKG.
Maka dari itu, Bambang berharap gerakan azan serentak dapat diikuti oleh seluruh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) di Kota Bandung agar merujuk pada standar yang telah ditetapkan Bimas Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI).
“Jangan sampai ada perbedaan yang jauh. Misalnya masjid RW ini sudah azan, di RW lain lima menit kemudian. Dengan arahan ini nanti semuanya serentak. Kita kita samakan waktunya berdasarkan aplikasi," melalui keterangan resminya, Rabu (18/9).
ADVERTISEMENT
Kalibrasi waktu azan ini sebelumnya sempat mendapat komentar dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat. Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei mengatakan bahwa kalaupun disamakan, mesti dilakukan penelitian terlebih dahulu untuk menentukan radiusnya.
Namun demikian, lanjut Rahmat, hal itu akan sulit untuk dilakukan. Di Kota Bandung misalnya, kumandang azan di Kecamatan Cibiru yang terletak di bagian timur saja dapat berbeda dengan di utara.
"Ya, memang jadi kalau ketepatan untuk itu memang akan beda-beda. Magrib saja Bandung untuk daerah Cibiru ke sana, itu berbeda dengan sebelah barat, disamakan sulit untuk Bandung saja," kata dia ketika ditemui di kantornya, Kamis (19/9).
Menurut dia, walau sudah dikalibrasi, tetap saja akan ada selisih perbedaan waktu di setiap jam digital di sejumlah masjid itu.
ADVERTISEMENT
"Perlu penelitian menyamakan azan digital dari segi waktu harus betul-betul selektif, bagaimana ketepatan waktu itu sendiri, karena di masjid yang ada digital juga masih berbeda-beda," kata dia.