Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Penjelasan Dinkes Mojokerto soal Penyakit yang Diderita Meta
12 Februari 2019 17:23 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Didik Chusnul Yakin buka suara soal kondisi Meta, gadis periang berbalut kulit, yang sedang ramai menjadi perbincangan khalayak. Didik mengatakan timnya sudah berkunjung ke rumah Meta pada Senin (11/2) malam.
ADVERTISEMENT
Dari kunjungan itu, kata Didik, institusinya merujuk Meta dibawa ke rumah sakit. "Pasien pagi ini akhirnya mau dirujuk ke RS Gatoel, karena setelah didatangi musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika), orang tuanya mengizinkan," kata Didik, Selasa (12/2).
Didik mengatakan sebelumnya institusinya telah menawarkan bantuan agar Meta dirawat di rumah sakit. Namun, penawaran bantuan itu ditolak dengan alasan yang kurang jelas dari orang tua Meta.
"Tadi malam orang tua sudah dimotivasi agar mau dirujuk. Tapi orang tua tetap enggak mau, alasannya enggak ada yang nunggu di RS (rumah sakit)," ujar Didik.
Didik megungkapkan institusinya sudah memberikan pengobatan pada tahun 2017. Pada saat itu, kata dia, Meta dibawa ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Desa Kupang. Setelah dari Puskesmas, Meta dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Menur, Surabaya.
ADVERTISEMENT
Dari hasil pemeriksaan di RSJ Menur, kata Didik, Meta mengalami depresi. "Kalau dari pemegang program jiwa beliau menderita semacam depresi. Waktu itu RSJ Menur hanya memberikan obat jalan. Dirujuk ke Puskesmas Kupang," ujar dia.
Meta menjadi sorotan setelah kisahnya diceritakan oleh Ratih (bukan nama sebenarnya) pada Sabtu, 9 Februari 2019. Ratih merupakan teman kecil Meta semasa Taman Kanak-kanak. Niatnya Ratih ingin bernostalgia dengan Meta.
Mahasiswi semester 8 yang sedang menempuh pendidikan psikologi itu kaget melihat Meta dengan kondisi memprihantinkan. Tubuhnya kurus. Rangkanya seolah hanya terbalut kulit. Ratih kemudian memfoto kondisi Meta dan membagikannya dalam sebuah tulisan di kumparan .
Kisah Meta viral. Pordan Hariono, ayah Meta, geram. Pordan tak suka kondisi anaknya itu menjadi konsumsi publik. Saat kumparan menjenguk Meta pada Senin, 11 Februari 2019, Pordan tak membolehkan untuk mewawancarai anakya itu.
ADVERTISEMENT
Pordan hanya membolehkan kumparan mewawancarinya soal penyakit yang diderita anaknya. Pordan pesmistis anaknya itu bisa disembuhkan. Dia kini berharap pemerintah daerah dan juga donatur memberikan bantuan seperti kursi roda dan popok untuk anaknya itu.