news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Penjelasan Kemenkes soal Gagal Beli Vaksin AstraZeneca-Sinopharm karena Terawan

28 Desember 2020 11:49 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi. Foto: Kemkes RI
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi. Foto: Kemkes RI
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi VI DPR Faisol Riza menyinggung kabar Indonesia batal membeli vaksin dari sejumlah produsen seperti AstraZeneca dan Sinopharm. Untuk Sinovac juga yang datang belum sebanyak yang disepakati.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut hal ini terjadi karena Menkes terdahulu, Terawan Agus Putranto, belum meneken kontrak kerja sama.
"Sinopharm, Sinovac dan AstraZeneca yang kabarnya gagal karena Menkes sebelumnya (Terawan) tidak mau tanda tangan (kontrak) dan ini semua tentu jadi catatan," ungkap dia. Minggu (27/12).
Proses pengadaan vaksin memang meskipun menjadi domain Kementerian BUMN, namun Kemenkes juga turut andil untuk memberikan persetujuan.
Lalu apa respons Kemenkes terkait hal ini?
"Yang kita pahami yang teken kontrak itu Bio Farma ya," kata jubir vaksinasi corona dari Kemenkes dr Siti Nadia Tarmidzi kepada kumparan, Senin (28/12).
Belakangan, memang Indonesia ketinggalan dalam memesan vaksin corona dari produsen tersebut. Sementara Singapura, Malaysia, sudah memastikan jatah dari Pfizer dan AstraZeneca.
ADVERTISEMENT
Siti Nadia mengatakan, Kemenkes tidak dalam posisi menandatangani kontrak dan sebagainya.
"Kemenkes akan mengeluarkan surat penunjukan setiap pembelian oleh Bio Farma," tutup Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes itu.
Sementara itu, Corsec Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, pihaknya pasti akan langsung memproses vaksin jika sudah ada perjanjian antara Kemenkes dengan produsen.
"Iya betul. Bio Farma akan tindak lanjuti jika sudah ada penugasan tersebut," kata Bambang terpisah.