Penjelasan Kemensos soal Risma Tiba-Tiba Sujud ke Staf Pengajar SLB di Bandung

22 Februari 2023 11:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Sosial, Tri Rismaharini, saat berkunjung ke Wyata Guna, Bandung. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Sosial, Tri Rismaharini, saat berkunjung ke Wyata Guna, Bandung. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Sosial Tri Rismaharini tiba-tiba bersujud pada staf pengajar di SLB Negeri A Pajajaran di Wyata Guna, Kota Bandung, saat ditagih soal hibah lahan, Selasa (21/2) kemarin.
ADVERTISEMENT
Pengajar SLB Negeri A Pajajaran, Yuniati, menyebut sujud yang dilakukan Risma itu hanya pencitraan semata dan tak jelas maksudnya.
Merespons itu, Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Sosial (Kemensos) Romal Uli Jaya Sinaga menyebut aksi spontan Risma bersujud itu karena tidak memenuhi janji hibah lahan.
"Beliau tidak bisa penuhi janji untuk hibah karena untuk kepentingan yang lebih besar, bukan hanya tunanetra," ucap Romal kepada kumparan, Rabu (23/2).
Dalam pertemuan kemarin, Risma mengamini ada permohonan hibah status lahan Kemensos di area Wyata Guna itu agar dikelola oleh mereka sendiri. Namun, Risma menyebut, lahan yang digunakan untuk menambah bangunan SLB A Pajajaran itu ternyata tidak memungkinkan untuk dihibahkan.
Sebab, di kompleks Wyata Guna itu tidak hanya SLB, tapi ada kafe dan sarana lain yang bisa menunjukkan para disabilitas mendapat pekerjaan. Sementara pihak SLB ingin hibah untuk pengembangan sekolah.
Menteri Sosial Tri Rismaharini menyerahkan bantuan di Sentra "Wyata Guna" Bandung (21/2/2023). Foto: Kemensos
"Ya, Ibu (Risma) karena rasa iba saja (janji) saya hibahkan, tapi melihat kepentingan lebih besar, populasi lebih besar penyandang disabilitas bukan hanya netra saja, banyak disabel lain sehingga di situ ada success story," ucap Romal.
ADVERTISEMENT
Romal menyebut di Wyata Guna ada kafe untuk tunanetra bekerja, ada sentra kreasi dan balai untuk memberdayakan disabilitas selain tunanetra. Karena itu, fokusnya bukan hanya soal pendidikan.
Meski begitu, menurutnya, terkait bangunan SLB, Risma tetap memberi perhatian dengan langsung memerintahkan untuk renovasi dan menambah bangunan baru.
"Tukang sudah dipanggil mau pindahin kelasnya dulu pakai ruangan kantor kita dulu untuk belajar, sehingga bisa mulai renovasi. Ibu terkejut lihat bangunan mau ambruk. Itu jadi tanggung jawab dinas, tapi kita enggak mau salahkan siapa-siapa, jadi pas lihat mau ambruk 'tolong Kepsek langsung perbaiki," papar Romal.
Romal menepis Risma melakukan pencitraan karena faktanya langsung berbuat dengan merenovasi bangunan. Romal juga menepis kalau ada yang mengaitkan dengan politik.
ADVERTISEMENT
Menteri Sosial Tri Rismaharini menyerahkan bantuan di Sentra "Wyata Guna" Bandung (21/2/2023). Foto: Kemensos

Janji Hibah Lahan

Sebelumnya, Risma membenarkan pernah berjanji akan menghibahkan lahan SLB Wyata Guna agar tidak lagi dikelola Kemensos, tapi secara mandiri oleh mereka untuk kepentingan pendidikan.
“Awalnya ada permohonan memang untuk penghibahan. Awalnya saya setuju, ini juga untuk pendidikan. Tapi ternyata perkembangannya anak-anak disabilitas yang sekolah di sini butuh pekerjaan. Akhirnya kita buatkan kafe untuk tunanetra. Ada juga sentra usaha lainnya untuk disabilitas fisik, ODGJ, dan lainnya di sini,” kata Risma di lokasi, Selasa (21/2).
Menurut politikus PDIP ini, ketika fasilitas itu dihibahkan dan hanya dipakai untuk penyandang disabilitas netra, dikhawatirkan kebutuhan khusus penyandang disabilitas lainnya tidak terakomodir khususnya untuk masyarakat di Provinsi Jawa Barat.
Risma mempertimbangkan perkembangan siswa-siswi di SLB A Pajajaran, yang memerlukan pekerjaan setelah bersekolah.
Menteri Sosial Tri Rismaharini menyerahkan bantuan di Sentra "Wyata Guna" Bandung (21/2/2023). Foto: Kemensos
Sehingga, Risma membuatkan kafe dan sentra usaha untuk penyandang disabilitas, yang dapat digunakan sebagai arena pembelajaran agar para penyandang disabilitas dapat berwirausaha secara mandiri untuk memenuhi kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Tidak sedikit dari mereka yang kemudian mampu menghasilkan uang justru lebih banyak dibandingkan orang yang tidak menyandang disabilitas. Potensi ini yang coba dibangun oleh Kemensos di setiap Sentra seperti di Sentra Wyata Guna Bandung.