Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Penjelasan Peringatan Tsunami di Lombok Aktif dan Hanya 13 Sentimeter
6 Agustus 2018 12:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB

ADVERTISEMENT
Gempa di Lombok, NTB, dengan kekuatan 7 magnitudo malam tadi, mengaktifkan sistem peringatan dini tsunami. Namun, ternyata peringatan itu hanya berlaku sesaat dan tsunami diketahui hanya setinggi sekitar 3 cm.
ADVERTISEMENT
"Tsunami menunjukkan nilai kurang dari 13 sentimeter ini karena pusat gempa di darat, dan rekahannya sampai ke laut utara Lombok," ucap Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono, Senin (6/8).
Menurut Daryono, dampak tsunami ini berbeda dengan gempa yang pernah terjadi di Aceh dan memicu tsunami dahsyat. Saat itu gempa dengan kekuatan 9,2 magnitudo. "Itu murni di laut semua," tuturnya.

Kepala Pusat Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, menjelaskan alasan peringatan dini tsunami itu aktif saat gempa mengguncang Lombok dan memicu korban jiwa dan kerusakan bangunan parah.
Menurut Sutopo, gempa semalam sebetulnya mirip dengan gempa lombok sebelumnya yang terjadi 29 Juli lalu, yaitu disebabkan patahan naik atau sesar naik Flores di daratan.
ADVERTISEMENT
"Kenapa BMKG mengaktivasi tsunami padahal gempa di daratan? Karena bukan titik sumbernya, tapi jalur segmen itu yang sebabkan peringatan dini tsunami dan memang terjadi (tsunami)," terang Sutopo di kantornya, Jakarta.

Titik gempa itu memang berada di darat dengan kedalaman 10 kilometer, namun jalur patahan memanjang hingga ke laut yaitu dari Flores sampai Lombok dan memicu tsunami.
"Sumber gempa bukan pertemuan subinduksi, tapi sesar naik Flores yang memanjang dan dalam beberapa kejadian pernah terjadi gempa besar termasuk tsunami," pungkas Sutopo.
Akibat gempa itu, data BNPB mencatat ada 91 orang meninggal dunia di NTB dan Bali, 209 luka-luka dan ribuan rumah hancur. BNPB memprediksi data ini akan terus bertambah seiring pendataan yang masih berlangsung.
ADVERTISEMENT