Penjelasan PVMBG soal Gempa 6,4 Magnitudo yang Guncang Garut Kemarin

Ilustrasi gempa bumi. Foto: MuhsinRina/shutterstock

Gempa berkekuatan 6,4 magnitudo mengguncang Garut, Jawa Barat, pada Sabtu (3/12) sore. Gempa ini terasa dalam skala IV MMI di Garut. Serta beberapa wilayah lainnya dalam skala MMI yang lebih rendah seperti di Bogor, Bandung dan Yogyakarta.

Terkait peristiwa tersebut, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, memberikan penjelasan.

“Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas penunjaman/ subduksi atau dapat disebut juga gempa bumi intraslab,” tulis Hendra dalam keterangannya, Minggu (4/12).

Gempa yang berada di kedalaman 118 km, ungkap Hendra, dipengaruhi karena morfologi wilayah pesisir selatan Kabupaten Garut —berupa dataran pantai— berbatasan dengan morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal di bagian utara.

“Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan Kuarter berupa aluvial pantai, aluvial sungai, batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff) dan batuan berumur tersier berupa batuan sedimen dan batuan rombakan gunung api,” terang Hendra.

Hendra mengatakan sebagian batuan berumur Tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan. Pelapukan yang bersifat lunak, lepas, dan belum kompat dapat memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

“Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi,” jelas Hendra.

Kendati demikian, Hendra mengatakan gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami, karena berpusat di darat. Meski begitu PVMBG mengeluarkan 4 poin imbauan terkait peristiwa gempa yang terjadi.

Berikut imbauan PVMBG:

Reporter: Arif Syamsul Ma’arif