Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Penumpang Azerbaijan Airlines Dengar Ledakan Sebelum Pesawat Jatuh
28 Desember 2024 10:59 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Penumpang dan kru pesawat Azerbaijan Airlines yang jatuh di Kazakhstan mengaku mendengar ledakan sebelum kecelakaan terjadi.
ADVERTISEMENT
Insiden jatuhnya pesawat nomor penerbangan J2-8243 itu terjadi pada Rabu (25/12) di sekitar kota Aktau, Kazakhstan. Sebelum jatuh, pesawat itu berbelok arah dari selatan Rusia.
Wilayah tempat pesawat itu berbelok arah adalah area di mana Rusia kerap menggunakan sistem pertahanan udara. Penggunaan senjata itu ditujukan untuk menghalau serangan drone Ukraina.
Akibat kejadian jatuhnya Azerbaijan Airlines, sebanyak 38 orang tewas. Sementara 29 penumpang lainnya selamat.
Salah seorang penumpang yang selamat, Subhonkul Rakhimov, mengaku mendengar ledakan sesaat sebelum jatuh. Kini Subhonkul Rakhimov sedang dirawat di rumah sakit.
“Setelah ledakan itu, saya pikir pesawat itu akan hancur," ucap Rakhimov kepada kantor berita Reuters.
Rakhimov kemudian mengaku setelah mendengar ledakan dia mulai membaca doa. Sebab, dirinya yakin akhir hidupnya sudah dekat.
ADVERTISEMENT
“Jelas bahwa pesawat itu telah rusak dalam beberapa hal. Seolah-olah pesawat itu mabuk-bukan pesawat yang sama lagi,” ucap dia.
Zulfugar Asadov, pramugari di Azerbaijan Airlines, pada kesempatan berbeda turut mengaku mendengar ledakan. Bahkan, pilot harus berputar-putar usai ledakan terjadi.
"Pilot baru saja mengangkat pesawat itu ketika saya mendengar suara ledakan dari sayap kiri. Ada tiga suara ledakan," katanya.
Imbas dari insiden pada Hari Natal itu, Azerbaijan Airlines menangguhkan seluruh penerbangan ke kota-kota di Rusia. Otoritas Azerbaijan lalu menyebut, kecelakaan pesawat disebabkan gangguan eksternal fisik dan teknis tanpa merinci lebih lanjut.
Sedangkan sejumlah sumber kantor berita Reuters sepakat menyebut, insiden itu disebabkan hantaman sistem pertahanan udara Rusia.