Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Penyanyi Legendaris Belanda Kelahiran Indonesia Tutup Usia
17 September 2018 5:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB

ADVERTISEMENT
Penyanyi legendaris Belanda kelahiran Tondano, Sulawesi Utara, tutup usia di kediaman terakhirnya di Prancis, dalam usia 76 tahun.
ADVERTISEMENT
Wafatnya Anneke Grönloh, terlahir dengan nama Johanna Louise Grönloh, itu diumumkan oleh manajemennya dan mendapat perhatian luas media nasional Belanda, termasuk televisi publik NOS, dikutip kumparan Den Haag, Minggu malam atau Senin (17/9) WIB.
Anneke Grönloh (Tondano, 7 Juni 1942 - Arleuf, Prancis, 14 September 2018) pernah dianugerahi bintang tanda jasa Officier in de Orde van Oranje-Nassau dari Kerajaan Belanda dan ditunjuk sebagai Duta Kebudayaan Indonesia oleh Presiden ke-lima Megawati Sukarnoputri, Anneke Grönloh terutama beken dengan lagu hitnya di tahun 1962 yakni Brandend Zand (Pasir Membara, red) yang terjual sampai 30 juta keping piringan hitam di seluruh dunia.
Menurut data pemeringkat tangga lagu Dutch Charts, lagu Brandend Zand bertengger di puncak tangga lagu 1962 sampai 26 pekan, disusul lagu hit berikutnya Paradiso (1962) selama 24 pekan, kemudian Cimeroni (1963) selama 17 pekan dan Soerabaja (1963) selama 16 pekan.
ADVERTISEMENT
Pada 1963 itu pula nama Anneke Grönloh masuk Guinness Book of Records berkat capaian gemilang rekornya dalam tempo 10 bulan meraih 5 piringan emas untuk lagu-lagu hit yang berturut-turut.
Anneke Grönloh pertama kali masuk rekaman di bawah kontrak label Phonogram (grup Philips), kini Universal Music. Single pertama rekamannya adalah lagu Asmara (1960). Lagu berbahasa Indonesia ini kurang mendapat sambutan di Negeri Belanda, namun sebaliknya menjadi hit di Indonesia, Singapura dan Malaysia dan meraih piringan emas.
Lagu Anneke Grönloh berikutnya yakni Trui, Trui, Slobbertrui (1961), Burung Kakatua (1961) dan Nina Bobo (1962) juga meledak dan menjadi hit di Asia.
Kedua lagu Burung Kakatua dan Nina Bobo tersebut menurut Wikipedia versi Bahasa Belanda selama berbulan-bulan bertengger di puncak tangga lagu di Singapura dan Malaysia serta kembali mendatangkan anugerah penghargaan piringan emas.
ADVERTISEMENT
Pada akhir 1960, Anneke Grönloh untuk pertama kalinya menggelar tur konser ke Singapura dan Malaysia. Pada 1962 dia kembali melakukan tur konser di gedung konser besar dan stadion-stadion di Singapura, Ipoh, Malaka, dan Penang, diiringi grup band Indo yang lagi naik daun di Belanda yakni The Blue Diamonds.
Anneke Grönloh terpilih mewakili Belanda dalam Eurovisie Songfestival 1964 dengan lagu andalan Jij bent mijn leven (Engkaulah Hidupku, red). Pada festival tingkat Eropa ini dia menempati peringkat ke-10.
Pada 2009 Anneke Grönloh merayakan 50 tahun tonggak dirinya menjadi artis. Di usia senjanya dia tetap aktif menyanyi dari satu podium ke podium lainnya, namun setelah serangan berat emboli paru-paru pada 2016, Anneke Grönloh harus tergantung pada peralatan oksigen untuk membantu pernafasan.
ADVERTISEMENT
Selamat jalan, Anneke.