Penyebab Kecelakaan Maut Transjakarta: Sopir Kena Serangan Epilepsi

3 November 2021 14:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kecelakaan bus Transjakarta di ruas Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (25/10).  Foto: Twitter/@TMCPoldaMetro
zoom-in-whitePerbesar
Kecelakaan bus Transjakarta di ruas Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (25/10). Foto: Twitter/@TMCPoldaMetro
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Teka teki penyebab kecelakaan maut Transjakarta di Jalan MT Haryono, Senin (25/10) akhirnya terungkap. Dari hasil pemeriksaan, kecelakaan disebabkan sopir bus mengalami serangan epilepsi sehingga tidak bisa mengendalikan kendaraannya.
ADVERTISEMENT
"Kecelakaan disebabkan pengemudi bus Transjakarta B 7477 TK saudara J kehilangan kesadaran ketika mendekati titik tabrak sehingga kecelakaan terjadi," kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo dikutip konferensi pers virtual, Rabu (3/11).
Dir Lantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo memberikan paparan saat konpers pembatasan mobilitas pengguna jalan pada masa PPKM di wilayah DKI Jakarta. Foto: Twitter/@TMCPoldaMetro
Sambodo mengatakan, epilepsi yang diidap sopir bernama Jaenuri ini kambuh karena hari itu tidak minum obat. Ini terbukti dari hasil tes urine oleh tim forensik tidak ada kandungan obat epilepsi hari itu.
"Akibat kehilangan kesadaran, alih alih melakukan pengereman, malah cenderung menambah kecepatan," tambah dia.
Penambahan kecepatan ini tidak lepas dari serangan epilepsi yang dialami oleh sopir. Saat itu tercatat, kecepatan bus mencapai lebih dari 60 km per jam. Padahal, batas kecepatan tertinggi bus Transjakarta hanya 50 km per jam.
ADVERTISEMENT
"Penambahan kecepatan diduga adalah dampak dari serangan epilepsi. Pengemudi terjadi kejang dan pengemudi di luar kesadaran menekan pedal gas," ujar dia.
Bus TransJakarta yang alami kecelakaan di Cawang (25/10/2021). Foto: Satlantas Polres Metro Jaktim via Antaranews
Kecelakaan ini menyebabkan Jaenuri meninggal dunia bersama satu penumpang lainnya. Sedangkan puluhan penumpang lainnya mengalami luka ringan dan berat.
Dugaan epilepsi ini didapat polisi dari hasil pemeriksaan sejumlah saksi. Termasuk, pemeriksaan di tempat tinggal Jaenuri.
Rekan Jaenuri kepada polisi mengatakan, sopir itu setiap hari mengkonsumsi obat. Setelah diperiksa ada sejumlah obat di lemari Jaenuri, termasuk obat darah tinggi dan epilepsi.