Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
ADVERTISEMENT
Kasus perampokan dengan senjata tajam di salah satu toko mas kawasan Balaraja, Tangerang, berhasil diungkap polisi. Banyak fakta baru ditemukan, salah-satunya soal senjata yang dipakai pelaku sewaktu beraksi yang ternyata sebuah korek api.
ADVERTISEMENT
Dari penyisiran yang dilakukan tim gabungan Polda Banten dan Reskrim Polresta Tangerang, ditemukan barang bukti yang sengaja dibuang oleh pelaku untuk menghilangkan jejak. Selain baki emas dan dudukan gelang emas, pelaku juga membuang korek api berbentuk pistol jenis revolver di pinggir jalan daerah Karawaci, Tangerang.
“Pelaku juga membuang senjata api replika yang ternyata korek gas yang digunakan salah satu pelaku saat melakukan aksi di SPBU dan toko emas. Itu adalah korek api berbentuk senjata jenis revolver,” terang Kapolres Kota Tangerang, Kombes Pol Sabilul Alif, dalam jumpa pers di Mapolres Tangerang, Kamis (11/7).
Alif melanjutkan, setelah membuang barang bukti, kedua pelaku lalu mendatangi bengkel mobil di Kelurahan Cimone, Karawaci. Di sana mereka mengganti kaca mobil yang pecah karena dilempar warga saat melarikan diri usai perampokan.
ADVERTISEMENT
Untuk menutupi aksinya, kepada pegawai bengkel pelaku menyebut kalau mereka baru saja terlibat perkelahian.
“Pegawai bengkel sempat bertanya kepada para pelaku perihal kaca mobil yang pecah serta ditemukannya sebongkah batu berukuran lumayan besar di dalam mobil itu. Kepada pegawai bengkel, para pelaku mengaku terlibat perkelahian di jalan dengan pengendara lain sehingga kaca mobil dilempari batu,” tutur Alif.
Jejak-jejak yang ditinggalkan pelaku mengantarkan penyidik kepada identitas keduanya. Mereka ternyata warga negara Malaysia yang sengaja datang ke Indonesia hanya untuk merampok. Di Malaysia, keduanya juga kembali merampok sebuah SPBU sebelum akhirnya dibekuk.
Untuk proses hukum lebih lanjut, polisi Indonesia masih berkoordinasi dengan Polis Diraja Malaysia (PDRM). Mengingat pelaku saat ini berada di negara asalnya, penanganan oleh Polri tidak bisa secara langsung dan mandiri, melainkan kerjasama antarkedua negara.
ADVERTISEMENT