Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Kemunculan busa di pinggir ruas jalur cepat Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, sempat dikira sebagai salju yang turun. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah hal itu. Benda itu ternyata busa yang tumpah ke ruas jalan.
ADVERTISEMENT
Menurut BMKG, secara ilmiah salju tidak mungkin turun di negara beriklim tropis seperti Indonesia. Hanya hujan es yang mungkin terjadi, seperti beberapa waktu lalu di Jakarta Selatan dan Bandung, Jawa Barat.
Lantas, apa bedanya antara hujan salju dan hujan es? Kabag Humas BMKG, Harry Tirto, menjelaskan perbedaan dua fenomena alam tersebut kepada kumparan (kumparan.com).
Baca juga : Hujan Salju yang Tak Mungkin Terjadi di Jakarta
Hujan salju, disebut Harry, hanya mungkin terjadi daerah beriklim subtropis dan kutub. Secara letak georafis kawasan yang turun salju ada di bagian utara garis 23,5 derajat lintang utara atau bagian selatan garis 23,5 derajat lintang selatan.
Sedangkan hujan es, dapat saja terjadi di daerah beriklim tropis. "Kalau hujan es bisa terjadi di mana saja. Di iklim tropis, subtropis, maupun kutub," kata Harry saat dihubungi Sabtu (6/5).
ADVERTISEMENT
Selain itu, dari fisik benda yang jatuh ke bumi saat hujan es dan hujan salju terjadi juga berbeda. Hujan es biasanya turun dengan bentuk bola-bola kecil padat masanya relatif lebih ringan dengan salju yang turun dengan bentuk kristal halus.
Awan yang menyebabkan terjadinya hujan salju dan hujan es pun berbeda. "Hujan es disebabkan awan kumulonimbus, kalau hujan salju disebabkan awan nimbostratus," sebut Harry.