Perempuan Afghanistan Gelar Protes Usai Bom Bunuh Diri Tewaskan Puluhan di Kabul

1 Oktober 2022 17:44 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para wanita Afghanistan protes karena dipaksa pemerintah Taliban pakai burqa di Kabul, Afghanistan, Selasa (10/5/2022). Foto: Wakil Kohsar/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Para wanita Afghanistan protes karena dipaksa pemerintah Taliban pakai burqa di Kabul, Afghanistan, Selasa (10/5/2022). Foto: Wakil Kohsar/AFP
ADVERTISEMENT
Para perempuan dari etnis minoritas Hazara menggelar protes di Afghanistan pada Sabtu (1/10). Mereka mengecam serangan bom bunuh diri yang merenggut puluhan nyawa di Kabul.
ADVERTISEMENT
Serangan itu terjadi di sebuah aula pusat pendidikan yang memisahkan murid berdasarkan gender. Saksi mata mengatakan, penyerang meledakkan diri di bagian aula untuk perempuan.
Kebanyakan korban serangan tersebut adalah anak perempuan dari etnis Hazara. Para pengunjuk rasa lantas menggelar aksi mereka di depan rumah sakit Dasht-e-Barchi yang merawat sejumlah korban.
"Serangan kemarin ditujukan terhadap gadis Hazara dan orang Hazara," ujar seorang pengunjuk rasa berusia 19 tahun, Farzana Ahmadi, dikutip dari AFP, Sabtu (1/10).
"Kami menuntut penghentian genosida ini. Kami melakukan protes untuk menuntut hak-hak kami," sambung dia.
Para demonstran terlihat membawa spanduk bertuliskan 'Berhenti membunuh orang Hazara'. Taliban mengerahkan pasukan bersenjata untuk berjaga dekat para perempuan yang meneriakkan slogan-slogan. Sebagian tentara itu membawa granat berpeluncur roket.
ADVERTISEMENT
"Hentikan genosida Hazara, bukan kejahatan menjadi seorang Syiah," teriak mereka.
Warga negara Afghanistan, anggota minoritas Hazara, memegang plakat dan lilin saat mereka memprotes serangan bunuh diri di sebuah pusat bimbingan belajar di Kabul barat, di luar kantor UNHCR di New Delhi, India, Jumat (30/9/2022). Foto: Anushree Fadnavis/REUTERS
Sehari sebelumnya, bom bunuh diri terjadi di Kaaj Higher Educational Centre di Dasht-e-Barchi. Lembaga pendidikan tersebut sedang menjalankan ujian persiapan masuk universitas bagi muridnya.
Usia para murid belum diketahui sampai sekarang. Tetapi, lembaga swasta semacam itu biasanya ditargetkan untuk anak-anak yang sedang mengemban tahun-tahun terakhir sekolah menengah.
Sekolah menengah sudah ditutup bagi anak perempuan. Kendati demikian, murid perempuan masih menghadiri pusat les privat.
Lingkungan target serangan pun merupakan daerah muslim Syiah dan rumah bagi etnis minoritas Hazara. Sepanjang sejarah, Hazara kerap menghadapi penindasan dan serangan brutal di Afghanistan.
"Angka korban terbaru dari serangan itu berjumlah sedikitnya 35 orang tewas, dengan tambahan 82 orang terluka," jelas pernyataan Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA).
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan UNAMA, polisi setempat mengungkap 20 korban jiwa dan 27 korban terluka. Hingga kini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas tragedi yang menimpa mereka. Namun, ISIS kerap mengeklaim serangan terhadap orang Syiah di Afghanistan.
ISIS telah menargetkan anak perempuan, sekolah, hingga masjid di kawasan tersebut. Sementara itu, Taliban juga menganggap komunitas Hazara sebagai kafir. Walau berjanji akan melindungi kelompok minoritas, Taliban telah berulang kali gagal menepatinya.
"Ini adalah pengingat memalukan dari ketidakmampuan dan kegagalan Taliban, sebagai otoritas de facto, untuk melindungi rakyat Afghanistan," tegas pernyataan Amnesty International.