Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Dinda dan Aisyah, bukan nama sebenarnya, adalah dua perempuan yang konsisten memakai cadar sejak 2015 lalu. Keduanya mantap menutup sebagian wajahnya saat kuliah.
ADVERTISEMENT
Banyak orang lantas bertanya-tanya bagaimana masa depan perempuan bercadar? Tak banyak dijumpai perempuan bercadar aktif dalam beberapa pekerjaan, misalnya pegawai kantor ataupun Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Namun, Dinda dan Aisyah mengaku tak khawatir soal masa depannya meski hampir seluruh tubuhnya ditutup dengan kain.
"Saya tidak khawatir sama sekali ya. Kalau pun saya pakai cadar, meskipun di awal-awal memutuskan pakai cadar itu kayak, entar kalau sudah lulus kuliah gue ngapain gitu ya pakai cadar. Bisa diterima di mana ya, bisa kerja apa ya jadinya. Lama-kelamaan juga akhirnya meyakinkan diri sendiri gitu ya dan akhirnya enggak khawatir lagi. Tidak menjadi beban cadar itu," cerita Dinda kepada kumparan (kumparan.com).
Memakai cadar tidak serta merta menutup pintu karier atau masa depan. Justru, cadar bagi Dinda akan menuntun ke manakah ia akan melangkah ke depannya.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita sudah pakai cadar insya Allah akan dituntun sendiri jalan yang cocok buat kita," kata Dinda yang mengambil jurusan Sastra Jerman.
Dia menyebut, bisa saja Tuhan menuntunnya ke berbagai jalan, misalnya dengan menjadi ibu rumah tangga yang baik, pengusaha, atau pengajar. Memang, untuk pekerjaan setara PNS, Dinda mengaku belum pernah melihat perempuan bercadar bekerja pada sektor itu. Namun, jalan karier yang lain masih terbuka lebar.
Sementara, Aisyah perempuan yang sedang menempuh S2 Matematika mengaku sangat ingin menjadi dosen. Tetapi, Aisyah belum memiliki gambaran terang soal mimpinya itu.
"Cita-cita saya sih pengen jadi dosen, tapi saya ini juga belum kegambar, gimana ini perempuan bercadar jadi dosen," ungkap Aisyah kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Pada suatu hari, Aisyah pernah ditimpa pengalaman kurang mengenakkan lantaran memakai cadar. Salah satu dosen Aisyah mempertanyakan cadar yang ia kenakan bisa saja membuatnya tak dikenal sehingga dapat memanipulasi kehadiran saat ujian.
Meski begitu, Aisyah tetap kukuh pada pendiriannya. Walaupun pernah mendapat teguran itu, Aisyah mengaku tak ada nilai yang dikurangi.
Terlepas dari itu, matematika adalah kegemaran tersendiri bagi Aisyah. Dia memiliki mimpi besar ada seorang ilmuwan matematika yang mamakai cadar. Selama ini, ia mengaku belum pernah sekali pun menemukan perempuan bercadar yang menjadi ilmuwan matematika.
Aisyah kini tengah serius merampungkan kuliah matematika di tengah kehamilannya. Sementara Dinda kini aktif mengajar mengaji anak-anak yang berada di lingkungan tempat tinggalnya.
ADVERTISEMENT