Perhutani Cianjur Sebut Ladang Ganja di Lahannya Bukan Ditanam oleh Karyawan

30 Juni 2022 14:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Temuan ladang ganja di Cianjur, Selasa (28/6/2022). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Temuan ladang ganja di Cianjur, Selasa (28/6/2022). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ladang ganja seluas 10 hektar di kawasan Gunung Karuhun Kampung Pasir Leneng, Desa Cimenteng Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membuat heboh warga sekitar. Ladang tersebut berada di lahan hak guna usaha (HGU) milik Perhutani. Namun Perhutani memastikan ladang itu digarap oleh penggarap ilegal.
ADVERTISEMENT
"Lahan HGU milik Perhutani di kawasan Gunung Karuhun tersebut seluas 1.700 hektar. Kita pastikan lahan yang dijadikan ladang ganja ini digarap oleh penggarap ilegal," kata Plt Administratur Perhutani Cianjur, Ahmad Rusliadi kepada wartawan, Kamis (30/6).
Disebutkan Rusliadi, lahan ribuan hektar yang dimiliki Perhutani itu hanya diawasi oleh enam personel pegawai.
"Memang tidak sebanding dengan jumlah personel, tapi kita akan tetap maksimalkan agar tidak lagi terjadi hal serupa," jelasnya.
Temuan ladang ganja di Cianjur, Selasa (28/6/2022). Foto: Dok. Istimewa
Rusliadi mengungkapkan, jajarannya berkoordinasi dengan Polres Cianjur dalam meningkatkan pengawasan dengan menggelar operasi gabungan untuk menyisir kawasan Gunung Karuhun.
"Kita tidak mau lagi kecolongan, operasi gabungan untuk menyisir kawasan hutan akan rutin kita lakukan bersama jajaran Polres Cianjur," ujarnya.
Kapolres Cianjur, AKBP Doni Hermawan mengatakan operasi gabungan yang akan digelar itu untuk memastikan tidak ada lagi tanaman ganja yang tumbuh di kawasan hutan Gunung Karuhun.
ADVERTISEMENT
Polisi juga sudah mengantongi identitas dan memburu pemilik lahan ladang ganja yang diduga merupakan warga sekitar.
"Kita akan sisir kawasan hutan tersebut dan meminta warga agar terlibat aktif dalam pencegahan tindak pidana," kata Doni.
Temuan ladang ganja di lahan hak guna usaha (HGU) milik Perhutani itu berawal dari informasi warga setempat yang tengah mencari madu di hutan dan menemukan sejumlah tanaman yang dicurigai sebagai pohon ganja.