Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Peringati Hari Unifikasi, Jerman Gandeng Indonesia Hadapi Krisis Iklim
3 Oktober 2024 9:52 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Jerman memperingati 34 tahun reunifikasi atau penyatuan yang bersejarah bagi Jerman Barat dan Jerman Timur sejak 3 Oktober 1990. Tahun ini, selebrasi di RI diadakan di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Rabu (2/9).
ADVERTISEMENT
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, hingga Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong mewakili pemerintah RI dalam acara tersebut. Momen ini pun digunakan Dubes Jerman untuk Indonesia Ina Lepel untuk menyampaikan dukungan dan apresiasi negaranya terhadap Indonesia.
Dalam pidatonya, Dubes Ina Lepel menggarisbawahi hubungan erat antara Jerman dan Indonesia, terutama dalam urgensi menghadapi krisis iklim dan tantangan global.
“Dunia saat ini sedang dihadapkan pada kebutuhan mendesak untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat digitalisasi. Kami senang bisa terus memperkuat kemitraan dengan Indonesia dalam mengatasi krisis ini,” ujar Ina.
Ina juga menegaskan kerja sama internasional sangat diperlukan dalam menangani masalah iklim global. Menurutnya, kemitraan antara Jerman dan Indonesia mencerminkan komitmen untuk tindakan multilateral yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
“Kerja sama ini tidak hanya memperkuat hubungan bilateral, tetapi juga mendukung upaya inklusivitas dan keadilan sosial di tingkat global,” tambahnya.
Dukungan Jerman terhadap negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) juga ditegaskan oleh Ina.
"Kami sangat mendukung proses negosiasi yang sedang berlangsung antara Indonesia dan Uni Eropa. Hubungan perdagangan bilateral kami tetap kuat dan berjalan dengan baik,” katanya.
Wamen LHK Alue Dohong, dalam sambutannya, memuji Jerman sebagai mitra strategis Indonesia dalam pengembangan infrastruktur ekonomi hijau.
“Jerman telah menjadi mitra berharga dalam membantu Indonesia membangun sistem lingkungan yang lebih baik,” ujar Alue.
Ia juga menekankan pentingnya pertukaran pengetahuan antara kedua negara untuk menciptakan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Acara peringatan tersebut ditutup dengan simbolisasi pemotongan kue dan ramah tamah. Para tamu dijamu berbagai sajian makanan khas Jerman, seperti sosis, mi khas, hingga pancake buah.
Apa Itu Reunifikasi Jerman?
ADVERTISEMENT
Penyatuan Jerman terjadi setelah hampir tiga dekade perpecahan ideologis yang mendalam.
Setelah Perang Dunia II, Jerman terbelah menjadi dua negara, Jerman Barat yang didukung oleh blok Barat, dan Jerman Timur yang berada di bawah kendali komunis Uni Soviet.
Perpecahan ini semakin nyata dengan berdirinya tembok yang membatasi akses antara kedua wilayah tersebut pada 1961, yang kemudian dinamai Tembok Berlin.
Namun, pada November 1989, ketika tekanan politik dan ekonomi di kedua belah pihak memuncak, Tembok Berlin akhirnya diruntuhkan, sekaligus menjadi simbol runtuhnya tirai besi di Eropa.
Setahun kemudian, Jerman resmi bersatu kembali dalam satu negara, menandai babak baru dalam sejarah politik dunia.