Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Perjuangan Idestiani Jadi Driver Go-Jek demi Anaknya yang Kini Yatim
8 Maret 2018 11:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB di kawasan Parung, Bogor, saat driver Go-Jek Idestiani (25) menerima orderan dari seorang penumpang pria. Tanpa menunggu lama, orderan tersebut langsung diambilnya.
ADVERTISEMENT
Melihat driver yang akan ditumpanginya perempuan, pria tersebut tak tega. Dia memilih duduk di kursi kemudi dan membiarkan Idestiani duduk manis di kursi belakang. Idestiani mengaku sering mendapat perlakuan spesial dari pelanggan pria semacam ini.
"Mungkin mereka enggak tega karena yang boncengin cewek, apalagi sudah malam. Atau bisa juga gengsi, malu diboncengin cewek," kata Idestiani saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Kamis (8/3).
Ibu satu anak ini hampir selalu bekerja hingga malam demi memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai orang tua tunggal. Sebab suaminya sudah meninggal dunia sejak setahun yang lalu, saat anaknya masih berusia 2,5 bulan.
Sepeninggal suami, Idestiani bertekad mencari pekerjaan agar bisa memenuhi kebutuhannya dan sang anak, Adam Faiz, yang kini berusia 1 tahun 8 bulan. Dia sempat beberapa kali mendaftar berbagai pekerjaan, tapi selalu ditolak. Akhirnya perempuan lulusan SMA ini memilih bergabung dengan Go-Jek.
ADVERTISEMENT
"Mungkin rezeki saya di Go-Jek," katanya.
Idestiani memilih bekerja sejak siang hari karena pagi harinya harus mengurus Adam. Menjelang siang hari, dia titipkan Adam kepada ibunda.
"Kalau pagi ibu saya masak, jadi anak enggak ada yang nungguin. Saya kerja dari siang sampai malam, pokoknya sampai target poinnya masuk biar dapat bonus," ujar Idestiani.
Tak peduli cuaca panas maupun hujan, Idestiani menargetkan diri harus meraih bonus setiap hari. Dalam sehari rata-rata dia melayani orderan penumpang 10-15 kali.
"Kalau target poin masuk, tiap hari dapat bersih Rp 250-300 ribu. Kalau enggak nutup poin percuma, dapat capek saja. Jadi saya harus dapat target poin tiap hari," ujarnya.
Idestiani mengaku melakoni pekerjaan ini dengan ikhlas. Baginya, kebutuhan anaknya harus tercukupi meski dirinya tak lagi memiliki suami. Anaknya pun tidak rewel saat dirinya bekerja.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah dia anteng-anteng aja kalau saya kerja. Tapi kalau saya belum pulang pasti ditungguin, dia enggak bisa tidur. Bahkan saya pulang jam 00.00 WIB pun, dia masih nungguin," tuturnya.
Sayangnya kondisi lingkungan kerap tak mendukung. Idestiani mengaku sering mendengar gunjingan tetangga tentang kehidupan pribadinya. Untuk menghindari gunjingan tersebut, Idestiani tak memakai jaket Go-Jek dari rumah.
"Tetangga rumah mulutnya suka pada jahil. Jadi menghindari mulut jahil mereka, saya pakai jaketnya kalau udah stay terima orderan," kata Idestiani.
Meski menahan kesal karena gunjingan tetangga, dia tak putus asa. Menurutnya, apa yang dilakoninya halal sehingga dia tak perlu ragu untuk tetap bekerja keras. "Saya sabar aja," ucapnya mengakhiri perbincangan dengan seutas senyum.