Pernah Borong Sayur, Masjid di Sleman Ini Kini Borong Susu Peternak Boyolali

12 November 2024 18:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Masjid Nurul Ashri Deresan, Selasa (12/11/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Masjid Nurul Ashri Deresan, Selasa (12/11/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Masjid Nurul 'Ashri Deresan, Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, kembali viral. Dulu masjid ini pernah memborong sayuran petani Kecamatan Ngablak, Magelang yang harganya anjlok.
ADVERTISEMENT
Kini masjid tersebut menyelamatkan peternak susu di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Sebelumnya viral di media sosial peternak boyolali membuang susunya karena tak terserap perusahaan.
"Ada isu-isu yang kemudian mempunyai korelasi yang sama salah satunya adalah isu susu di Boyolali," kata Kepala Kemitraan dan Komunikasi Masjid Nurul Ashri Deresan, Faturrahman Arhaby, ditemui di masjid, Selasa (12/11).
Fatur mengatakan kasus di sana bukan karena pasar tak ada, tetapi susu peternak tak terserap semua oleh perusahaan karena adanya kebijakan pemberlakuan kuota.
Mendengar kabar itu, pihak masjid lalu berupaya membantu peternak. Salah satunya dengan menawarkan jasa titip atau jastip susu ke jemaah dan donatur.
"Kita buka jasa titip (jastip) susu kurang lebih kita tahu kabar Sabtu (9/11)), Minggu (10/11) kita mulai gerak ke Boyolali survei tanya ke peternakan kalau kita borong bagaimana," katanya.
ADVERTISEMENT
Kepala Kemitraan dan Komunikasi Masjid Nurul Ashri Deresan, Faturrahman Arhaby, ditemui di masjid, Selasa (12/11/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Respons para jemaah pun cukup bagus, masjid kemudian memborong 1.200 liter susu dari sana. Kurang dari 24 jam setelah diumumkan, kuota itu langsung dipenuhi jemaah.
"Kalau dari kita kemarin di list awal sekitar Rp 7.500 per liter (beli di petani). Dijual ke jemaah di harga Rp 8.000. Rp 500 buat operasional," katanya.
Metode jastip dipilih karena susu yang relatif tidak tahan lama. Hal ini berbeda dengan sayur yang bisa dibuat bazaar karena relatif tak mudah busuk.
"Sebenarnya masih banyak menanyakan bagaimana jastip susunya. Karena memang antusiasme jemaah tinggi," bebernya.
Soal apakah program ini akan dilanjutkan, Fatur mengatakan semua tergantung kondisi peternak di sana. Belakangan dia mendapat kabar perusahaan sudah menerima kembali susu-susu dari peternak.
ADVERTISEMENT
"Kalau memang pulih kembali kita memang Alhamdulillah karena tujuan mengembalikan peternak sapi ke posisi semula," terangnya.