Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kisah Pemulung Paruh Baya yang Rawat Puluhan Anjing Liar di Kuningan
1 Februari 2018 14:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Puluhan anjing bergerombol menyambut kedatangan Suntoro (63) sepulang kerja. Seolah tampak bergembira melepas rindu dengan tuan mereka, anjing-anjing itu mengitari rumah semi permanen Suntoro di Jalan Haji Cokong, Kuningan, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Sehari-hari Suntoro hanya mengandalkan penghasilan dari pekerjaannya sebagai pemulung. Namun meski hidup serba kekurangan, pria paruh baya itu punya hati yang begitu kaya. Sekitar delapan tahun sudah, ia tulus mengadopsi anjing-anjing liar.
Hingga saat ini sudah ada 26 ekor anjing yang ia pelihara. Anjing-anjing itu tak diikat, apalagi dikurung dalam kandang.
Suntoro membiarkan anjing-anjing peliharaannya bebas berlarian di sekitar rumahnya yang terbuat dari papan kayu triplek dan diapit tembok beton setinggi sekitar 1 meter.
kumparan (kumparan.com) menyambangi Suntoro dan anjing-anjingnya siang ini. Lokasi rumah papan pria yang hidup sebatang kara di Ibu Kota itu, berada di sebuah tanah lapang di antara gedung-gedung perkantoran dan apartemen yang menjulang tinggi.
ADVERTISEMENT
Kami harus memanjat tembok beton yang mengelilingi tanah lapang tempat Suntoro membangun rumah papannya itu, untuk bisa melihat langsung keakraban Suntoro bersama anjing-anjingnya.
Kedatangan kumparan siang itu disambut gonggongan anjing-anjing Suntoro, yang meski terlihat galak dengan kedatangan orang asing, namun sangat penurut dengan Suntoro.
Di rumah papan berukuran sekitar 2 kali 1,5 meter itu, tak ada sanak saudara atau kerabat yang menemani Suntoro menjalani hari-hari tuanya. Namun kehadiran 26 ekor anjingnya itu membuat Suntoro nyaris tak pernah merasa kesepian.
“Awalnya saya memelihara 2 ekor anjing, dari situ punya anak dan terus melahirkan yang lainnya, banyak juga yang udah mati. Kadang kalau lagi pulang kerja, jumpa anjing di jalan, saya bawa kesini. Kadang ada yang lagi menyusui,” tutur Suntoro kepada kumparan di rumahnya.
Selain mengadopsi anjing liar, rupanya Suntoro juga mengadopsi 8 ekor kucing liar. Kedua jenis binatang itu hidup rukun. Untuk memberi makan 26 ekor anjing dan 8 ekor kucing itu, Suntoro mengaku kerap mendapat bantuan dari warga sekitar.
ADVERTISEMENT
“Kadang kalau pulang kerja ada nasi sisa dikasih dari warung-warung sini, dan ada juga ada yang ngantar ke sini,” ucap Suntoro.
Bersahabat dengan puluhan hewan yang ia adopsi sejak 2004 silam, Suntoro mengaku anjing-anjing dan kucing-kucingnya tak pernah mengganggu masyarakat sekitar.
“Enggak pernah ganggu atau kabur, mereka cuma berkeliaran di sini. Terhalang tembok,” kata Suntoro.