Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Pertemuan Kepala Staf Gabungan JSDF dan Menhan: Bahas Bencana dan Antariksa
25 April 2025 16:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, menerima kedatangan dari Kepala Staf Pasukan Beladiri Jepang atau Japan Self Defense Force (JSDF), Jenderal Yoshida Yoshihide, pada Jumat (25/4) di Kantor Kementerian Pertahanan. Sejumlah hal dibahas dalam pertemuan tersebut.
ADVERTISEMENT
Kepala Biro Info Pertahanan (Infohan) Setjen Kemenhan RI, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, menyebut tujuan dari pertemuan itu yakni untuk menjalin kerja sama di bidang pertahanan yang lebih baik di antara Indonesia dan Jepang seperti melalui pertukaran personel.
"Tentunya dari kedua negara juga berharap bahwa tidak hanya di level puncak tapi juga bisa dilakukan dalam konteks pertukaran personel, people to people contact," kata dia.
Frega menambahkan, kedua negara berencana untuk menggelar latihan bersama terkait penanggulangan bencana ataupun dalam upaya menjaga perdamaian dunia. Sebab, selama ini, kedua negara kerap menerjunkan personel sebagai bagian dari pasukan perdamaian PBB.
"Karena baik Indonesia maupun Jepang punya rekam jejak sebagai negara yang memang rentan dengan bencana sehingga kerja sama dalam bidang ini sangat relevan apalagi dengan konteks kerja sama militer maupun kerja sama pertahanan," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Selain bencana, Indonesia dan Jepang juga mulai merambah antariksa. Topik pertahanan antariksa dan siber juga akan dibicarakan lewat pertemuan lanjutan.
"Yang tadinya domainnya hanya di darat laut dan udara atau darat maritim dan udara, saat ini sudah dikenal dengan konsep multi domain operation atau multi domain battle di mana domain keempat dan kelima itu adalah ruang antariksa dan siber," ujar dia.
"Pada prinsipnya, masing-masing negara baik Indonesia dan Jepang menyadari memahami bahwa kerja sama pertahanan dan kerja sama militer ini penting untuk menciptakan kawasan yang damai," lanjut dia.
Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun pada Senin pagi (21/4) akibat stroke dan gagal jantung. Vatikan menetapkan Sabtu (26/4) sebagai hari pemakaman, yang akan berlangsung di alun-alun Basilika Santo Petrus pukul 10.00 pagi waktu setempat.