Pesan Terakhir Pramugara KA Turangga ke Anaknya: Titip Jagain Bunda

6 Januari 2024 12:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ardiansyah, Pramugara yang jadi korban meninggal tabrakan kereta di Cicalengka. Foto: Dok. Serikat Pekerja Kereta Api Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Ardiansyah, Pramugara yang jadi korban meninggal tabrakan kereta di Cicalengka. Foto: Dok. Serikat Pekerja Kereta Api Indonesia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepergian Pramugara KA Turangga, Ardiansyah, menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga dan kerabat dekatnya. Ardiansyah yang tewas dalam peristiwa tabrakan kereta di Cicalengka itu meninggalkan seorang istri dan dua anak.
ADVERTISEMENT
Kakak ipar korban, Robby Dzulfaqor, menyebut anak kedua masih berusia 17 hari.
"Dua (anaknya), (yang pertama) umur 7 tahun sekarang baru kelas 1 dan yang kedua baru dua Minggu lebih. Cowo dua-duanya," kata Robby ketika ditemui di rumah duka pada Sabtu (6/1).
Kakak Ipar Ardiansyah, Robby Dzulfaqor. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Sebelum berangkat untuk bekerja pada Rabu (3/1), Ardiansyah sempat berpesan pada anaknya yang pertama agar menjaga ibunya dengan baik. Hal itu dinilai seolah menjadi pertanda dari Ardiansyah bakal pergi meninggalkan keluarga kecilnya untuk selama-lamanya.
"Ke anak yang paling gedenya bilang kalau papih kerja, titip si bunda ya, jagain si bunda. Yang terakhir itu seperti itu aja sih ke istrinya," ucap dia.
Sementara, di mata keluarga besarnya, Ardiansyah dikenal sebagai anak saleh. Ardiansyah merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Selama ini, selain menafkahi istri dan dua anaknya, Ardiansyah juga mesti menghidupi orang tua dan adik perempuannya.
ADVERTISEMENT
"Iya (tulang punggung keluarga)" ucap dia.
Suasana pemakaman Pramugara KA Turangga, Ardiansyah, yang meninggal dunia karena tabrakan kereta di Cicalengka, Sabtu (6/1). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Robby menuturkan, Ardiansyah pertama kali bekerja di PT Reksa Mukti Usaha (anak perusahaan PT KAI) pada tahun 2020 sebagai Pramugara. Kemudian, sekitar tahun 2021, Ardiansyah sempat mengundurkan diri sebagai Pramugara dan bekerja di Bank Syariah Indonesia (BSI).
Namun, dikarenakan memiliki hobi traveling, Ardiansyah lalu memutuskan kembali bergabung di PT Reksa Mukti Usaha pada tahun 2023 dan menjadi Pramugara. Tak hanya ditugaskan di KA Turangga, Ardiansyah juga acap kali ditugaskan di kereta jurusan lain seperti KA Malabar.
"Passion-nya dia itu traveling, jadi saat bekerja di BSI juga dia komunikasi sama saya pengen balik lagi ke PT KAI dan dia beberapa kali dia daftar dan terakhir itu dia keterima lagi sebelum istrinya melahirkan," papar dia.
ADVERTISEMENT
Meski masih menyisakan duka mendalam, Robby meyakini Ardiansyah dapat diterima di tempat terbaik Allah SWT. Apalagi, Ardiansyah meninggal dunia pada hari yang baik menurut pandangan Islam yakni hari Jumat.
"Dia (Ardiansyah) itu bukan orang besar tapi Alhamdulillah yang nyambut sama dari pihak pemerintahan dan dari pihak swasta, Alhamdulillah. Malam juga Pak Bupati ke sini dan itu membuktikan bahwa almarhum itu salah satu anak yang saleh," kata dia.
Total ada empat orang meninggal dunia dalam peristiwa tabrakan KA Turangga dan KA Commuter Line Bandung di kawasan Cicalengka, Kabupaten Bandung. Terdiri dari masinis, asisten masinis, pramugara, dan petugas PAM di Stasiun Cimekar.
Poster petugas dan masinis yang jadi korban kecelakaan kereta di Cicalengka. Foto: Twitter/@annepurba
Berikut ini data korban meninggal dunia:
1. Enjang Yudi sebagai Petugas PAM Stasiun Cimekar;
ADVERTISEMENT
2. Julian Dwi Setiyono sebagai Masinis KA 350 Commuterline Bandung Raya;
3. Ponisam sebagai Asisten Masinis KA 350 Commuterline Bandung Raya;
4. Ardiansyah sebagai Pramugara KA Turangga;