Pesona Embung Manajar, Penyelamat Petani di Kaki Merbabu

29 November 2022 16:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sarjo, petani di Desa Samiran. Dokumentasi Intan Alliva Khansa/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Sarjo, petani di Desa Samiran. Dokumentasi Intan Alliva Khansa/kumparan.
ADVERTISEMENT
Boyolali - Sarjo (40 tahun) tak perlu lagi membeli air untuk ladang garapannya ketika kemarau. Bersama warga setempat, petani di Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, itu kini bisa memanfaatkan air dari Embung Manajar.
ADVERTISEMENT
Desa Samiran yang terletak di antara di dua gunung yaitu Merbabu dan Merapi ternyata selalu kesulitan air pada musim kemarau—petani mesti beli air dan membawanya untuk menyiram tanaman.
"Pas kemarau itu ya beli, satu jeriken Rp 10-15 ribu. Jelas ini berdampak," kata Sarjo yang ditemui kumparan pada Minggu (27/11/2022).
Sarjo, yang meladeni wawancara sembari sibuk menanam Sawi, menjelaskan para petani di sana sudah terbiasa membawa air dari bawah hanya untuk menyiram tanaman.

Rampung 2019

Kepala Desa Samiran, Herman, mengatakan usulan adanya pembangunan embung di wilayahnya sudah ada sejak kepemimpinan sebelumnya.
"Sudah lama ini diusulkan, tapi akhirnya bisa terwujud ketika ada program Seribu Embung itu dan rampung 2019," ujar Herman.
Pemandangan dari Embung Manajer. Dokumentasi Intan Alliva Khansa/kumparan
Herman bercerita, pernah ada kerusakan akses desa gara-gara pembangunan embung, yaitu ketika alat berat selesai mengeruk dan meninggalkan lokasi untuk turun gunung, ternyata itu membuat jalan satu-satunya di sana—yang hanya tanah—rusak.
ADVERTISEMENT
"Akhirnya material-material dibawa motor, warga membantu agar embung bisa rampung. Sempat molor sedikit dari target karena kendala itu. Jalannya rusak, untung backhoe-nya sudah turun," ujar Herman.
Embung dengan luas 1.600 m2 dengan debit air 5.000 m3 tersebut akhirnya bisa selesai sehingga petani dan warga terbantu kala kemarau.

Jadi Lokasi Wisata

Embung Manajar juga menjadi lokasi wisata dan membantu perekonomian warga sekitar. "Banyak yang datang ke sini apalagi akhir pekan. Ada yang camping juga," kata Herman.
Ada satu akses ke Embung Manajar yang hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor atau berjalan kaki. Herman menyarankan, turis bisa menggunakan jasa ojek dengan tarif Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu.
Dari Embung Manajer yang ada di lereng Gunung Merbabu, mata langsung dimanjakan dengan menjulangnya Gunung Merapi sisi utara. Kemudian ketika menengok ke kiri maka terlihat Gunung Lawu dari kejauhan yang diselimuti awan.
Pemandangan dari Embung Manajer. Dokumentasi Intan Alliva Khansa/kumparan.
Salah satu wisatawan asal Magelang, Afifah, sengaja datang ke Embung Manajer setelah melihat postingan temannya di Instagram. Dia sangat puas dengan suasana dan pemandangan di sana.
ADVERTISEMENT
"Udaranya sejuk sekali. Hilang semua capeknya. Memang tadi jalannya sempit ya, tapi ini luar biasa pemandangannya," ujar Afifah.

Program Seribu Embung

Embung Manajer merupakan salah satu dari 1.135 embung yang dibangun dari Program Seribu Embung Pemprov Jateng sejak 2015 yang diinisiasi kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Pemandangan dari Embung Manajer. Dokumentasi Intan Alliva Khansa/kumparan.
Sumber dananya dari APBN dan APBD Provinsi Jateng. Rinciannya yaitu 141 unit didanai oleh APBN yang dikerjakan oleh BBWS dan 512 unit dikerjakan Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng. Embung Manajer merupakan salah satu yang dikerjakan BBWS.
Untuk pembangunan yang didanai APBD Jateng, pengerjaannya dilakukan gotong royong Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang sebanyak 74 unit, Dinas Pertanian dan Perkebunan (4 unit), dan pemerintah kabupaten/kota (11 unit).
ADVERTISEMENT
Selain itu Jawa Tengah juga mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat untuk pembangunan (390 unit), dan hibah CSR perusahaan (3 unit).
"Representatifnya adalah untuk kebutuhan masyarakat itu pada waktu tertentu ada kesulitan air. Untuk kesulitan air kan luas pengertiannya, ada untuk pertanian atau perkebunan yang nilai ekonomi tinggi atau untuk keseharian karena sumber air jauh," kata Kepala Dinas Pusdataru Provinsi Jateng Eko Yunianto.
"Program kegiatan seribu embung ini dari catatan kami sudah melebihi seribu. Yaitu 1.135, dan akan terus bertambah," tutup Eko.
Pemandangan dari Embung Manajer. Dokumentasi Intan Alliva Khansa/kumparan.